Prancis Usulkan Uni Eropa Larang Ekspor Pakaian Bekas

Hari Widowati
15 Maret 2024, 11:31
Ilustrasi pakaian bekas
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Penjual pakaian bekas impor menunggu pembeli di salah satu toko di Pasar Senen, Jakarta, Kamis (30/3).

"Afrika tidak boleh lagi menjadi tempat sampah bagi fesyen cepat saji. Kita harus mengurangi sampah dan mengelola sampah kita sendiri," ujar Kementerian Lingkungan Hidup Prancis dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Dampak Negatif Limbah Tekstil

Menurut laporan dari EEA, produksi dan konsumsi tekstil di Uni Eropa memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan dan iklim. Dalam rantai nilai, konsumsi tekstil menempati peringkat tinggi dalam hal penggunaan lahan dan konsumsi air, dan berada di posisi ketiga.

Industri ini juga berada di urutan kelima dalam hal pemanfaatan sumber daya material dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, produksi tekstil juga menggunakan bahan kimia yang semakin merusak lingkungan dan berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah meluasnya penggunaan tekstil sintetis, yang berasal dari sumber daya bahan bakar fosil. Bahan-bahan ini ditemukan di berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti pakaian, tekstil rumah tangga, dan bahkan komponen otomotif.

Produksi, konsumsi, dan pembuangan tekstil sintetis yang tidak tepat tidak hanya berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca tetapi juga menguras sumber daya tak terbarukan dan melepaskan mikroplastik berbahaya ke lingkungan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...