Ekonomi Hijau Berpotensi Tambah PDB RI hingga Rp 2.943 Triliun

Tia Dwitiani Komalasari
2 April 2024, 14:10
Ekonomi Hijau
Freepik
Ekonomi Hijau

Pertumbuhan Ekonomi Lebih Berkualitas

Bhima mengatakan, penambahan output yang lebih dari 3 kali lipat, menciptakan tambahan produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp2.943 triliun dalam 10 tahun. Angka tersebut setara dengan 14,3% dari PDB di 20244.

Transisi ke ekonomi yang lebih berkelanjutan mampu berkontribusi lebih besar terhadap total PDB Indonesia, dibandingkan sektor pertambangan dan penggalian yang berkontribusi 12,2%.

Output multiplier tersebut didapatkan dari kegiatan ekonomi yang berasal dari sektor program yang berlangsung dan multiplier effect yang ditimbulkan.

Sementara itu, Bhima mengatakan, mempertahankan ekonomi ekstraktif hanya memiliki dampak berganda sebesar Rp 1.843 triliun dalam 10 tahun atau hanya 57% dari dampak berganda ekonomi hijau.

"Jika menginginkan pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas sekaligus menggapai pertumbuhan tinggi menuju negara maju, maka yang dibutuhkan adalah konsistensi melakukan transisi ke ekonomi hijau," kata dia.

Berdasarkan hasil simulasi lapangan usaha, sektor pertambangan dan penggalian dalam skenario business as usual (BAU) menciptakan nilai tambah Rp 962,6 triliun. Sementara model transisi ekonomi hijau menurunkan nilai tambah pertambangan menjadi Rp381,6 triliun.

Masih terdapat dampak PDB bagi sektor pertambangan dalam skenario ekonomi hijau berdasarkan pada dua asumsi. Pertama, fase transisi menyebabkan sektor pertambangan mengalami penurunan nilai tambah dan dalam jangka panjang akan semakin mengecil.

Kedua, masih terdapat penggunaan mineral kritis untuk mensuplai kebutuhan transisi energi, dengan catatan tata kelola mineral kritis seperti nikel dan bauksit dilakukan dengan standar lingkungan dan sosial yang ketat.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...