G20 Berpeluang Capai Kesepakatan untuk Mengakhiri Penggunaan Batu Bara

Agustiyanti
28 Oktober 2021, 20:06
batu bara, PLTU, G20, energi bersih, energi terbarukan
ANTARA FOTO/Aji Styawan
Ilustrasi. Pembangkit batu bara dengan kapasitas mencapai 38 gigawatt berhasil ditutup pada 2020.

Negara-negara Eropa tengah berupaya mengakhiri penggunaan batu bara di dalam negeri. Salah satunya oleh Inggris yang berencana menutup semua pembangkit listrik batu bara domestik dalam beberapa tahun ke depan. Namun, Cina sepertinya belum siap untuk mengambil langkah itu. 

Pada Juni, Inggris meminta para pemimpin Kelompok Tujuh untuk mengakhiri penggunaan batu bara domestik. Namun, Presiden AS Joe Biden tidak menyejui usulan ini sehingga kelompok tujuh negara terkaya ini membuat kesepakatan yang lebih kecil, yakni menghentikan pembiayaan pembangkit listrik tenaga batu bara baru di luar negara mereka sendiri.

Kini, pertemuan G20 berpotensi mencapai kesepakatan serupa. Di kelompok negara ini ada Cina, India, dan Indonesia yang bergantung pada batu bara.  Ini merupakan langkah penting, tetapi masih menyisakan tugas besar di depan terkait penggunaan batu bara domestik.

Pembangkit batu bara dengan kapasitas mencapai 38 gigawatt berhasil ditutup pada 2020, memecahkan rekor terbesar sepanjang sejarah. Langkah ini paling banyak dilakukan AS dan Eropa. Namun, rekor penutupan ini kalah oleh pembangkit baru yang direncanakan untuk dibangun Cina dengan kapasitas total 39 gigawat.  

Krisis energi yang mengguncang Eropa dan Asia telah memperkuat argumen dari para pendukung bahan bakar fosil bahwa dunia belum siap untuk melepaskan batu bara, minyak, dan gas. Bisa jadi, negara-negara pencemar terbesar akhirnya memutuskan bahwa mereka tidak siap untuk mengucapkan selamat tinggal pada bahan bakar yang murah dan kotor.

Berbicara di London pada Kamis pagi, Utusan Khusus Iklim Kepresidenan AS John Kerry mengatakan akhir dări penggunaan batu bara tetap menjadi tantangan dan dia berharap teknologi seperti penangkapan dan penyimpanan karbon akan membuat tugas itu lebih mudah.

“Yang kami butuhkan bukanlah banyak tudingan jari dan teriakan pada negara-negara, tetapi untuk menanyakan apa yang kami butuhkan untuk membawa mereka,” katanya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...