Pertamina, Chevron, Keppel Teken Studi Bersama Hidrogen Hijau
Pertamina New & Renewable Energy bersama Keppel New Energy Pte. Ltd., dan Chevron New Energies International Pte. Ltd., telah menandatangani perjanjian studi bersama (Joint Study Agreement/JSA) untuk mengeksplorasi pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau di wilayah kerja panas bumi (WKP) Sumatra.
Kesepakatan tersebut bermaksud untuk menjajaki kelayakan pengembangan fasilitas hidrogen hijau, dengan kapasitas produksi minimal 40.000 ton per tahun yang didukung oleh setidaknya 250-400 megawatt (MW) energi panas bumi.
Fasilitas produksi hidrogen akan memiliki potensi untuk ditingkatkan hingga 80.000 dan 160.000 ton per tahun yang bergantung pada ketersediaan energi panas bumi serta permintaan pasar.
Direktur Utara Pertamina NRE, Dannif Danusaputro, mengatakan pengembangan hidrogen hijau dan amonia hijau memiliki peran penting dalam peta jalan Net Zero Emissions (NZE) Indonesia. Alasannya, mengutip laporan International Energy Agency (IEA), Hidrogen dan amonia telah diidentifikasi sebagai bahan bakar rendah karbon.
Amonia juga dapat digunakan untuk mengangkut hidrogen dan berpotensi untuk menggantikan bahan bakar minyak perkapalan sebagai solusi rendah karbon dalam industri maritim global.
Dengan menyandang gelar sebagai negara yang memiliki sekitar 40% dari potensi sumber daya panas bumi dunia, Indonesia punya peluang dalam pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi yang terpercaya dan stabil untuk menghasilkan amonia hijau atau hidrogen hijau.
"Dengan potensi tersebut, kami percaya bahwa Indonesia akan memainkan peran kunci dalam produksi hidrogen hijau di Asia. Kami sangat antusias dengan kolaborasi strategis ini karena kami percaya Keppel dan Chevron adalah perusahaan terkemuka yang memiliki visi yang sama dalam transisi energi seperti kami," ujarnya melalui siaran pers, Jumat (11/11).
Adapun penandatangan perjanjian studi bersama diselenggarakan dalam acara Business 20 (B20) Investment Forum di Bali oleh Direktur Utama Pertamina NRE, Dannif Danusaputro; Direktur Keppel New Energy, Pte., Ltd., Yong-Hwee Chua dan Direktur Chevron New Energies International, Pte., Ltd Andrew S. Mingst.
Perjanjian ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan; Ketua KADIN, Arsjad Rasjid; Ketua B20, Shinta Kamdani dan Direktur Utama PT Pertamina sekaligus Ketua B20 Energy, Sustainability and Climate Task Force, Nicke Widyawati.
CEO Keppel Infrastructure, Cindy Lim, mengatakan Indonesia adalah negara dengan sumber daya besar yang memiliki potensi energi terbarukan dan rendah karbon yang sangat tinggi.
Dia menambahkan, kerja sama sejalan dengan visi Keppel 2030, yang menempatkan keberlanjutan sebagai inti dari strategi bisnis perusahaan. Kerja sama diharap bisa memperluas rekam jejak geografis Keppel Infrastructure dalam menciptakan dan menangkap nilai tambah dari komitmen global untuk mencapai net zero dan transisi energi.
"Kami senang dapat bekerja sama dengan para pemimpin industri, Pertamina dan Chevron, untuk mengeksplorasi penggunaan perdana energi panas bumi dan energi terbarukan lainnya untuk mengembangkan proyek hidrogen hijau dan amonia hijau," ujar Cindy Lim.
Sementara itu, wakil presiden Hydrogen Chevron New Energies, Austin Knight, mengatakan adanya kerja sama ini bisa memecahkan masalah energi yang besar dan kompleks, serta membangun masa depan rendah karbon menjadi peluang bisnis yang andal.
Sebagai bentuk ikhtiar dari upaya ini, Chevron bersama Pertamina dan Keppel harus bekerja sama untuk mencari cara-cara baru yang inovatif agar dapat terus memproduksi dan mengantarkan energi yang semakin bersih untuk dunia yang terus berkembang.
“Kami memiliki sejarah panjang beroperasi di Indonesia dan bekerja sama dengan Pertamina, serta memiliki hubungan kerja yang erat dengan Keppel Infrastructure. Kami berharap dapat memanfaatkan keahlian bersama ini untuk mempelajari dan mengevaluasi peluang bisnis rendah karbon di kawasan ini," tukas Knight.