PLN Klaim 1000 Pelanggan Baru Gunakan EBT, Tambah Bayar Rp 30 Per kWh

Muhamad Fajar Riyandanu
20 Desember 2022, 06:08
EBT
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.
Pegiat lingkungan membentangkan poster saat kampanye energi bersih di Jakarta, Minggu (11/12/2022).

Saat ini pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW dengan total setara 2.500.000 MWh per tahun. Tak hanya dari pembangkit EBT milik PLN, sumber pasokan listrik untuk layanan REC juga dapat berasal dari pembangkit listrik EBT milik pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) yang menjual listriknya ke PLN. 

"REC PLN itu Rp 30 per Kwh, jadi cukup murah dan banyak yang tertarik terutama dari industri yang menggunakan," kata Warsono.

Sebelumnya, PLN telah menyalurkan 1 Terawatt jam (TWh) atau setara 1.000 gigawatt jam (Gwh) listrik hijau melalui layanan REC kepada 233 pelanggan bisnis dan industri hingga Oktober 2022. Beberapa perusahaan yang telah membeli sertifikat EBT dari PLN di antaranya Nike, H&M, Toyota, Uniqlo, dan HM Sampoerna.

Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti, mengatakan seluruh pelanggan bisnis dan industri yang memiliki REC akan dipasok dengan listrik yang bersumber dari EBT.

Lebih lanjut, kata Edi, PLN sebenarnya telah mendaftarkan 3 TWh REC untuk penyediaan listrik hijau sehingga masih ada 2 TWh yang masih belum tersalurkan. Guna memasifkan penggunaan listrik hijau di dalam negeri, PLN terus mendorong sejumlah institusi, korporasi maupun indivudi untuk membeli REC.

"Jadi masih ada 2 TWh lagi jika ada yang mau gabung dengan menggunakan REC, kami persilahkan. Tantangannya saat ini adalah belum semua mengetahui REC PLN sudah standar internasional," kata Edi saat menjadi pembicara Cut the Tosh Collaboration Summit di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, Selasa (18/10).

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...