Pertamina Dinilai Jadi Kunci Pengembangan Biodiesel Minyak Jelantah

Muhamad Fajar Riyandanu
28 Maret 2023, 14:16
pertamina, minyak jelantah, biodiesel
123rf.com
Ilustrasi minyak jelantah.

Pengadaan satu jenis biodiesel dengan campuran dari minyak sawit dan minyak jelantah dapat menurunkan emisi sebanyak 2,2% sampai 24% dari total penurunan emisi pada sektor energi. Hasil ini dihitung dari asumsi persentase biodiesel minyak jelantah yang ditambahkan sebanyak 10-30% dalam produksi B30.

"Kami juga mendorong intervesi regulasi agar harga minyak jelantah dikontrol oleh pemerintah agar tidak tinggi, karena sekarang banyak pengepul yang mengekspor ke luar negeri sehingga harga di pasar tinggi," ujar Refina.

Sebelumnya pemerintah kesulitan untuk memaksimalkan potensi minyak jelantah menjadi campuran bahan bakar nabati atau biodiesel karena rantai pasok dan bisnis yang belum terbentuk. Terutama yang melibatkan komunitas masyarakat.

Direktur Jenderal Energi Baru dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, mengatakan seluruh campuran Biodiesel B30 dan B40 yang saat ini dikembangkan oleh pemerintah masih menggunakan minyak kelapa sawit baru.

"Sekarang belum ada campuran minyak jelantah ke biodiesel karena pengumpulannya yang sulit. Mayoritas minyak jelantah datangnya dari restoran dan hotel. Rantai bisnisnya belum tercipta," kata Dadan di Kantor Kementerian ESDM Kamis (11/8/2022).

Peran Kementerian ESDM dalam proyek biodiesel berada di sektor hilir yang mengurusi soal penelitian hingga pengolahan bahan baku menjadi barang siap pakai. Dadan menyebut, campuran biodisel tidak harus berasal dari minyak kelapa sawit yang baru.

"Mau pakai minyak apapun terserah yang penting speknya masuk, tidak melihat apakah itu minyak goreng baru atau bekas. Tapi sekarang kan insentifnya dari dana sawit, jadi bahan bakunya harus dari sawit," ujar Dadan.

Dadan menilai bahwa minyak jelantah punya potensi besan untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati. Namun, karena rantai bisnis yang belum tercipta, sebagian besar minyak jelantah dijual ke luar negeri.

Menurut catatan Kementerian ESDM, pemanfaatan biodiesel dari minyak jelantah terbuka lebar karena konsumsi minyak goreng rumah tangga di tahun 2019 mencapai 13 juta ton per tahun atau setara dengan 16,2 juta KL, dengan potensi minyak jelantah sebesar 3 juta KL per tahun.

"Minyak jelantah itu potensi. Saya dengar minyak jelantah itu dijual ke luar negeri karena mendapatkan harga yang baik," ucap Dadan.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...