Permintaan Hidrogen Hijau Akan Meroket Mulai 2031, Ini Sektor Terbesar

Tia Dwitiani Komalasari
27 Desember 2023, 10:12
Hidrogen Hijau PLN
PLN

Selain pemodelan yang dilakukan oleh Kementerian ESDM, International Energy Agency (IEA) memproyeksi bahwa kebutuhan hidrogen rendah karbon di Indonesia akan meningkat menjadi lebih dari 208,3 TWh pada tahun 2060.

Di samping itu, IEA memproyeksi bahwa laju pengembangan hidrogen rendah karbon di Indonesia baru akan meningkat pesat setelah tahun 2030 dan akan didominasi oleh sektor pembangkitan listrik (digunakan dalam bentuk amonia untuk co-firing), sektor transportasi (dalam bentuk hidrogen dan bahan bakar sintetis) dan sektor industri.

Pertamina juga telah menyusun peta jalan terkait kebutuhan hidrogen hijau dan amonia hijau domestik di Indonesia. Dalam peta jalan tersebut, kebutuhan hidrogen diproyeksikan melalui dua skenario, yaitu:

Skenario 1 (low adoption scenario) memperkirakan bahwa kebutuhan hidrogen rendah karbon akan mencapai 2,1 MTPA sebagai bahan bakar untuk heavy duty dan medium duty vehicles pada tahun 2040.

Skenario 2 (high adoption scenario) memperkirakan bahwa kebutuhan hidrogen dapat mencapai 8,7 MTPA dengan asumsi adanya penggunaan hidrogen rendah karbon dalam sektor pembangkit listrik (Pertamina NRE, 2023).

Berdasarkan data IEA, komitmen investasi terbesar di skala global untuk pengembangan energi hidrogen berasal dari Jerman, yakni mencapai US$10,3 miliar pada 2021. Sedangkan di kawasan Asia, komitmen investasi paling besarnya berasal dari Jepang, yakni US$6,5 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...