Sambut Transisi Energi, Pengusaha Mulai Ubah Strategi Bisnis

Muhamad Fajar Riyandanu
22 Maret 2022, 15:21
transisi energi, pengusaha, kadin, tbs energi
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.
Petani menyiangi cabai di bawah panel surya yang dipasang di kawasan pertanian Le Marsi di Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Minggu (17/1/2021).

Insan pun berharap, dalam upaya transisi energi, Pemerintah dapat melahirkan ‘kebijakan hijau’ dengan indikator dan standar implementasi yang jelas. “Jadi jangan sampai panduan atau standar itu malah sulit diimplementasikan, misalnya kami melakukan di angka berapa, pemerintah minta angka berapa,” harap Insan.

Sementara itu, Ketua Komisi Tetap Energi Baru dan Terbarukan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Muhammad Yurizki, mengatakan bahwa kalangan pengusaha sudah membuat Gerakan Net Zero Emission (netral karbon) untuk mendukung upaya pemerintah dalam proyek transisi energi.

“Pembicaraan ini sudah terjadi di kalangan swasta, problemnya adalah bagaimana pembahasan ini menjadi komitmen dan aksi nyata,” ujar Yurizki.

Ia berharap, ke depan para pelaku usaha tidak hanya mengklaim atau melabelkan diri diri sebagai perusahan yang mendukung transisi energi tanpa melakukan aksi nyata. Kadin rencanaya akan membuat modul untuk membangun ekosistem perencanaan, finansial, dan pengawas dalam pelaksanaan transisi energi di perusahaan swasta.

“Jadi jangan bilang bahwa proyek netralitas karbon ini bukan tantangan atau penghambat, tapi bisa juga menjadi peluang bisnis baru,” jelas Yurizki.

Yurizki mencontohkan, salah satu peluang bisnis baru dalam pemanfatan energi terbarukan adalah PLTS Atap. Menurutnya, pengembangan EBT bisa menjadi investasi jangka panjang jika dilihat dari pola pikir invesatsi.

“Ini sebenarnya adalah peluang investasi yang nilainya cukup besar dalam pengembangan industri net zero emission. Jadi investasi jangka Panjang,” tambahnya.

Menurutnya, pola pikir dan membangun kesadaran akan pentingnya penggunaan EBT dan pengembangan investasi perlu dimunculkan. Ia mencontohkan, logika perhitungan produsen yang selalu mengaitkan konsumsi jumlah listirk (kwh) dari hasil EBT dengan jumlah produksi barang akan menjadi salah satu tantangan yang harus diselesaikan.

“Berapa listrik dari EBT yang harus dikeluarkan untuk membuat satu produk. Kalau berfikir seperti itu maka akan menempatkan kepentingan bisnis di atas upaya ini,” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...