Memahami Sistem Pajak Progresif, Definisi dan Karakteristiknya

Image title
19 Desember 2023, 06:00
sistem pajak progresif
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/tom.
Ilustrasi, petugas membantu seorang seorang wajib pajak mengisi laporan SPT Tahunan.

Selain itu, dalam sistem pajak progresif Indonesia, pemungutan pajak juga didasarkan atas status wajib pajak tersebut, apakah belum atau sudah menikah, serta apakah memiliki tanggungan atau tidak. Ini mempengaruhi besaran PTKP yang akan menjadi pengurang penghasilan untuk mendapatkan jumlah pajak terutang.

Saat ini, besaran PTKP yang mengikuti status wajib pajak, apakah tidak kawin (TK), kawin (K) dan kawin dengan penghasilan suami-istri digabung (K/I), serta mengikuti banyaknya anggota keluarga yang ditanggung, adalah sebagai berikut:

GolonganStatus WPPTKP
Tidak KawinTK/0Rp 54.000.000
TK/1Rp 58.500.000
TK/2Rp 63.000.000
TK/3Rp 67.500.000
KawinK/0Rp 58.500.000
K/1Rp 63.000.000
K/2Rp 67.500.000
K/3Rp 72.000.000
Kawin, penghasilan suami-istri digabungK/I/0Rp 112.500.000
K/I/1Rp 117.000.000
K/I/2Rp 121.500.000
K/I/3Rp 126.000.000

Karakteristik Sistem Pajak Progresif

BATAS AKHIR PELAPORAN SPT PAJAK
Sistem Pajak Progresif (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.)

Sistem pajak progresif memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dari sistem pajak lainnya, antara lain:

1. Tarif Pajak Meningkat Seiring Peningkatan Pendapatan

Salah satu ciri utama dari sistem pajak progresif adalah bahwa tarif pajak meningkat seiring dengan peningkatan tingkat pendapatan. Artinya, semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi pula tarif pajak yang harus mereka bayar.

2. Mengikuti Prinsip Kemampuan Bayar

Sistem ini didasarkan pada prinsip kemampuan bayar, yang mengakui bahwa orang yang memiliki pendapatan lebih tinggi memiliki kemampuan membayar pajak yang lebih besar. Ini menciptakan proporsi pajak terhadap pendapatan, bukan jumlah pajak yang tetap.

3. Diterapkan untuk Mengurangi Disparitas Ekonomi

Salah satu tujuan sistem pajak progresif adalah mengurangi disparitas ekonomi, dengan memastikan bahwa kelompok dengan pendapatan lebih tinggi memberikan kontribusi pajak yang lebih besar untuk mendukung pelayanan publik dan proyek-proyek pemerintah.

4. Perlindungan Sosial

Sistem pajak progresif dapat digunakan sebagai alat untuk mendanai program-program perlindungan sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan kebijakan kesejahteraan lainnya. Penerimaan pajak yang lebih tinggi dari kelompok dengan pendapatan lebih tinggi dapat dialokasikan untuk memberikan dukungan kepada kelompok yang lebih rentan.

5. Insentif untuk Pertumbuhan Ekonomi:

Sistem pajak progresif dapat dirancang untuk memberikan insentif bagi pertumbuhan ekonomi dengan memberikan beban pajak yang lebih ringan pada tingkat pendapatan yang lebih rendah, dapat mendorong konsumsi, dan investasi.

POJOK PAJAK DI PUSAT PERBELANJAAN
Sistem Pajak Progresif (ANTARA FOTO/FOTO/Yudi/Lmo/foc.)

6. Fleksibilitas dan Penyesuaian

Sistem pajak progresif dapat memberikan fleksibilitas untuk disesuaikan dengan kondisi ekonomi dan kebutuhan fiskal. Pemerintah dapat menyesuaikan tarif pajak atau batasan pendapatan tertentu sesuai dengan keadaan ekonomi yang berubah.

Selain itu, sistem progresif dalam perpajakan juga memastikan adanya keadilan sosial di masyarakat. Ini karena pajak yang diterapkan secara progresif, dapat memberikan kontribusi signifikan untuk mendukung program-program kesejahteraan dan proyek-proyek pembangunan sosial.

Melalui sistem pajak progresif, Penerimaan yang lebih tinggi dari golongan masyarakat yang mampu, dapat dialokasikan untuk meningkatkan layanan pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan program-program sosial lainnya. Ini pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Kemudian, sistem ini juga dapat mendukung prinsip keadilan antar generasi, dengan memastikan bahwa generasi saat ini memberikan kontribusi yang cukup untuk mendukung kebijakan dan program yang memberikan manfaat jangka panjang, tanpa meninggalkan beban yang berat kepada generasi mendatang.

Penting untuk diingat bahwa implementasi sistem pajak progresif dapat melibatkan sejumlah kebijakan dan regulasi yang kompleks. Selain itu, evaluasi terus-menerus terhadap efektivitasnya diperlukan, agar dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi dan sosial yang diinginkan. Seperti yang dilakukan pemerintah melalui UU HPP.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...