Tiga Dekade Indo Tambangraya di Indonesia, Bisnis Makin Menggurita

Amelia Yesidora
21 Desember 2021, 09:35
Tiga Dekade Indo Tambangraya di Indonesia, Bisnis Makin Menggurita
Indo Tambangraya Megah
PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Akusisi terus berlanjut, pada 2018 ITMG mengakuisisi PT Nusa Persada Resources dan PT Energi Batubara Perkasa dengan kepemilikan penuh. Dalam catatan laman resmi perusahaan, akuisisi terakhir terjadi pada 2020, yaitu akuisisi penuh saham PT Sentral Mutiara Energy serta 75 % saham PT Graha Panca Karya.

Pertambangan Indo Tambangraya Megah

ITMG diketahui memiliki enam tambang, lima pelabuhan, dan dua titik pemuatan batu bara. Enam tambang yang dimiliki ITMG berada di bawah perusahaan masing-masing, seperti PT Jorong Barutama Greston (Kalimantan Selatan), PT Bharinto Ekatama (Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur), PT Trubaindo Coal Mining (Kalimantan Timur), PT Kitadin (Kalimantan Timur), dan PT Indominco Mandiri (Kalimantan Timur).

Untuk mendistribusikan batu bara, ITMG mengelola tiga pelabuhan, yaitu Balikpapan Coal Terminal dan Pelabuhan Bontang di Kalimantan Timur, serta Pelabuhan Jorong di Kalimantan Selatan. Untuk titik pemuatan batu bara, terletak di Muara Berau dan Muara Jawa di Kalimantan Timur.

Sepanjang sembilan bulan pertama di 2021, ITMG berhasil menjual 14,8 juta ton batu bara ke berbagai negara, yaitu 28 % (4,1 juta ton) ke Cina, 21 % (3,2 juta ton) ke dalam negeri, 14 % (2,1 juta ton) ke Jepang, 10 % (1,4 juta ton) ke Filipina, 7 % (1 juta ton) ke Thailand, dan sisanya ke India, Taiwan, Vietnam, Korea, dll. Merujuk pada paparan publik perusahaan, angka penjualan ini turun 4 %, berada di bawah target sebab curah hujan yang tinggi berdampak besar ke produksi.

Saat ini, ITMG menjalankan kegiatan pendukung yakni operasional terminal batu bara beserta fasilitas pelabuhan muat, pembangkit listrik, serta kontraktor pertambangan. Perusahaan pun fokus pada produktivitas dan strategi efisiensi biaya, serta memperoleh tingkat pengembalian (return) yang optimal dari rantai nilai batu bara dan mencapai transformasi dan diversifikasi bisnisnya.

Tak hanya itu, ITMG melakukan ekspansi di ruang lingkup bisnisnya agar dapat memperkuat bisnis utama. Hal itu menyusul perubahan pemanfaatan dunia terhadap bahan bakar fosil menuju sumber energi terbarukan. Untuk itu, pembangkit tenaga berbasis surya telah dikembangkan dan sekaligus menjadi titik awal perusahaan dengan kode saham ITMG itu menghadapi masa depan industri energi.

Saat ini, ITMG memiliki jajaran direktur dan komisaris dari Indonesia dan Thailand sebagai induk perusahaan utamanya. Jabatan Direktur Utama dipegang oleh Mulianto, warga Indonesia yang lahir pada 10 Oktober 1970. Dia  alumni jurusan Akuntansi dari Universitas Atmajaya Yogyakarta dan peraih Master of Business Administration (MBA) dari National University, Singapura.

Karier mulianto dimulai dengan bekerja di kantor konsultan audit pada 1994. Setahun berikutnya, ia bergabung dengan ITMG sebagai Accounting Supervisor. Kariernya kemudian naik menjadi Head of General Accounting pada 2005, kemudian menanjak setahun berikutnya  menjadi Head of General Accounting, Tax, Financial System, dan Procedure.

Malang melintang di ITMG, Mulianto kemudian menjabat Direktur Controller pada 28 Maret 2016 dan Direktur Keuangan pada 1 Maret 2019. Jabatannya sebagai direktur utama diterima pada 27 Mei 2020 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Dilansir dari laman resmi perusahaan, dia juga menjabat sebagai komisaris di anak perusahaan ITMG. 

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...