Mengintip Kinerja Bukit Asam di Tahun Pandemi yang Bersinar

Amelia Yesidora
23 Desember 2021, 20:55
Mengintip Kinerja Bukit Asam di Tahun Pandemi
www.ptba.co.id
Bukit Asam (www.ptba.co.id)

Sementara pemasukan Bukit Asam dari aktivitas lain menyumbang 2 % dari total pendapatan perusahaan atau setara Rp 247,4 miliar. Rinciannya, pendapatan dari pihak ketiga 98 % atau Rp 242,5 miliar, sedangkan pendapatan dari pihak berelasi 1,9 % atau Rp 4,8 miliar. 

Kinerja Keuangan PT Bukit Asam Tbk (dalam miliar rupiah)

Keterangan9M20219M2020YoY ( %)
Pendapatan Rp       19,381.80 Rp 12,848.8050.85 %
Beban pokok penjualan dan pendapatan-Rp       11,130.90-Rp   9,328.1019.33 %
Laba periode berjalan Rp          4,853.40 Rp   1,741.40178.71 %
Total Aset Rp       32,191.10 Rp 24,056.7033.81 %
Total Liabilitas Rp       11,167.40 Rp   7,117.6056.90 %

PTBA memiliki beberapa anak perusahaan. Beberapa di antaranya adalah PT Bukit Pembangkit Innovative (BIP) yang bergerak pada bidang pembangkit listrik tenaga uap, PT Bukit Energi Investama yang berinvestasi pada bidang pembangkit, dan PT Bukit Multi Investama yang bergerak dalam bidang perdagangan umum, jasa, percetakan, hingga perkebunan dan pertanian. 

Dalam penambangan gas metana, ada PT Bukit Energi Metana, PT Bukit Asam Metana Enim, dan PT Bukit Asam Metana Ombilin yang dibangun pada area pascatambang. Dari sisi pembangkit listrik, terdapat PT Huadian Bukit Asam Power. Yang terakhir, PT Bukit Asam Transpacific Railways membangun jalur kereta api dari Tanjung Enim ke Lampung.

Sementara itu, beberapa anak usaha PTBA yang bergerak dalam bidang energi terbarukan masih dalam proses pengembangan.

Merah-Hijau Saham PTBA Bukit Asam

Sama seperti kinerja keuangannya, harga saham PTBA pun cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun. Berdasarkan data RTI Business, harga saham PTBA dalam tiga tahun terakhir masih terkungkung di zona merah. Per Rabu kemarin (22/12) turun 40,8 %. Begitu juga dengan pergerakannya sepanjang 2021 alias year to date (ytd) yang melemah 3,9 %. 

Dalam jangka pendek, pergerakan harga saham PTBA cenderung berada di zona hijau alias naik. Enam bulan terakhir ini harga saham emiten batu bara ini melonjak 22,7 %.  Begitu juga dalah dalam tiga bulan terakhir yang naik 18,4 %.

Pada perdagangan Rabu (22/12), harga saham Bukit Asam ditutup naik 0,37 % ke level Rp 2.700 per lembar saham dibandingkan transaksi hari sebelumnya. Sebanyak Rp 5,7 miliar investor asing melakukan aksi jual di seluruh market untuk saham tambang tersebut. 

Bukit Asam melantai di Bursa Efek Indonesia pada 23 Desember 2002 melalui penawaran saham perdana (initial public offering). Kala itu, PTBA melepas 346,5 juta lembar saham dengan harga Rp 575 per saham. Dari IPO ini, Bukit Asam memperoleh dana Rp 199,2 miliar.

Saat ini, Bukit Asam merupakan bagian dari holding PT Indonesia Asahan Aluminium alias Inalum. Berdasarkan laporan bulanan pemegang efek per 7 Desember 2021, MIND ID, demikian Inalum mempopulerkan nama holding -nya, mengendalikan PTBA dengan menggenggam 65,93 % atau 7,5 miliar lembar saham.

Di samping itu, pemerintah juga menjadi pengendali saham emiten batu bara tersebut meskipun hanya memiliki lima lembar saham, atau kurang dari 5 %. Adapun total kepemilikan pemegang saham lainnya yang kuran dari 5 % -terdiri dari perorangan atau badan usaha- sebesar 33,78 % yang setara 3,9 miliar lembar saham.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...