Mengenal Laili Roesad, Duta Besar Perempuan Pertama Republik Indonesia

Image title
29 Januari 2024, 09:00
duta besar
Reuters/YouTube Mukhlis Studio
Ilustrasi, duta besar perempuan pertama Indonesia, Laili Roesad, berfoto bersama Presiden Soekarno.

Pada 1954, Laili ditunjuk sebagai Counsellor pada Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk PBB di New York, Amerika Serikat (AS). Ia diangkat melalui Keputusan Presiden Nomor 184 tahun 1954. Ia menjabat sebagai Counsellor selama dua tahun.

Pada 1956, ia menjabat sebagai wakil ketua Direktorat PBB pada Departemen Luar Negeri. Tiga tahun kemudian, pada 1959 Laili ditunjuk menggantikan Wiwoho sebagai Duta Besar RI untuk Belgia dan Luksemburg.

Dalam amanatnya, Presiden Soekarno mengatakan Laili Roesad adalah perempuan Indonesia pertama yang diangkat sebagai duta besar. Saat pelantikan, Proklamator RI tersebut mengatakan, bahwa Laili tidak hanya bertanggung jawab kepada pemerintah, bangsa Indonesia, namun juga terhadap kaum perempuan Indonesia.

"Seluruh pandangan bangsa Indonesia dan wanita Indonesia ditujukan kepada saudara, dan oleh karena itu jalankanlah sebaik-baiknya," kata Soekarno kepada Laili Roesad, dilansir dari Harian Umum.

Ini menjadi posisi terlama yang ia emban, yakni selama delapan tahun, hingga 1964. Atas dedikasinya, pemerintah Belgia dan Luksemburg menganugerahi Laili bintang tanda jasa.

Laili Roesad, duta besar perempuan pertama Indonesia.
Laili Roesad, duta besar perempuan pertama Indonesia. (Reuters/YouTube Mukhlis Studio)

Kembali dari penugasan sebagai Duta Besar RI untuk Belgia dan Luksemburg, ia kemudian menjabat sebagai Kepala Direktorat Hukum Internasional di Departemen Luar Negeri RI. Ia mengemban jabatan ini selama kurang lebih tiga tahun, hingga 1967.

Pada 1967, Laili ditunjuk sebagai Duta Besar RI untuk Austria, yang berkedudukan di Wina. Sebagai duta besar, ia mewakili Indonesia menandatangani Konferensi Atomik sedunia pada tahun yang sama. Ia bertugas di Wina hingga 1970, kemudian memasuki usia pensiun. Penerima Bintang Jasa Utama kepada Laili tahun 1995 ini wafat pada 2003 silam.

Setelah Laili, banyak perempuan Indonesia kemudian meniti karir sebagai diplomat. Beberapa di antaranya menorehkan nama harum di kancah internasional, seperti Supeni Pudjobuntoro yang menjadi Duta Besar Ri untuk AS, serta Titi Memet Tanuwidjaja, yang menjadi duta besar dan kemudian menduduki jabatan sebagai Direktur kawasan untuk Asia Timur dan Pakistan UNICEF.

Selain dua nama tersebut, Indonesia juga memiliki banyak srikandi yang mewakili RI di kancah diplomasi internasional. Misalnya, Esti Andayani yang pernah menjadi Duta Besar RI untuk Italia, Ciprus, Malta dan San Marino, serta Niniek Kun Naryatie yang pernah menjadi Duta Besar RI untuk Argentina, Paraguay dan Uruguay

Kemudian, nama terbaru adalah Retno Marsudi yang meniti karir sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri. Mantan Duta Besar RI untuk Islandia dan Norwegia, serta Belanda ini, kemudian menjadi Menteri Luar Negeri perempuan pertama Republik Indonesia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...