Sejarah Panjang Divestasi Saham Vale hingga MIND ID Jadi Pengendali

Mela Syaharani
10 November 2023, 18:02
Penambangan bijih nikel PT Vale Indonesia Tbk.
ANTARA FOTO/REUTERS/Yusuf Ahmad
Penambangan bijih nikel PT Vale Indonesia Tbk.

Mengenai porsi divestasi saham Vale yang ketiga, Arifin menyebut perusahaan bersedia membuka peluang divestasi lebih dari 11%. Namun, kendali operasional dan konsolidasi finansial masih di tangan Vale.

Pemerintah tak sepakat dengan opsi ini karena tidak menguntungkan untuk MIND ID, sebagai calon pengendali. Negosiasi akhirnya berakhir pada peluang pemerintah mendapat saham Vale hingga 14%, lebih tinggi dari kewajiban awal. 

Pada Juli lalu, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut pemerintah ingin menguasai lebih banyak saham Vale, melalui MIND ID. Bahkan, pemerintah berkeinginan menjadi pemegang saham pengendali Vale Indonesia. 

“Berapapun (jumlah saham yang dilepas Vale), BUMN punya uang. Kami punya laba bersih Rp 250 triliun,” kata Erick pada wartawan selepas membuka BUMN Fest di Kementerian BUMN, Jakarta, pada 17 Juli lalu. 

Dengan divestasi 14%, MIND ID tak cukup kuat untuk menjadi pengendali karena hanya menguasai saham Vale sebesar 34%. Perusahaan pelat merah itu berencana meningkatkan kepemilikannya menjadi 40%.  

Selain MIND ID, terdapat nama lain yang disebut turut berkompetisi membeli saham Vale, selain pemerintah Indonesia. Mereka adalah konsorsium investor asal Arab Saudi yaitu PIF, Mitsui & Co., dan Qatar Investment Authority. 

PIF sudah memasukkan penawaran senilai US$ 2,5 miliar atau setara Rp 37,4 triliun. Seluruh dana ini disiapkan untuk mengakuisisi 10% saham Vale untuk unit logam dasar. “Terkait divestasi, yang bernegosiasi adalah MIND ID, Vale Canada, dan Sumitomo antar pemegang saham,” kata Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto. 

Titik terang perkara divestasi saham ini mulai muncul pada bulan November ini. Sejumlah petinggi negara melakukan pertemuan terkait ini.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju untuk membahas kelanjutan rencana divestasi saham Vale Indonesia di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (8/11).

Terpantau menteri yang hadir dalam rapat internal itu adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo.

Hingga akhirnya Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Vale kembali melepas 14% saham mereka ke MIND ID. Kini  perusahaan pelat merah tersebut memegang 34% saham Vale. 

PT VALE garap 3 proyek smelter senilai 134,3 triliun
PT VALE garap 3 proyek smelter senilai 134,3 triliun (ANTARA FOTO/jojon/Spt.)

Operasional Tambang Vale

Melansir laporan keuangan perusahaan, PT Vale Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang berdiri sejak 25 Juli 1968 dengan akta Nomor 49 tanggal 25 Juli 1968, yang dibuat dihadapan Eliza Pondaag, notaris publik di Jakarta. Vale Indonesia merupakan anak perusahaan dari Vale Canada Limited, sebuah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Republik Federal Brasil. 

Tidak terbatas pada pertambangan bijih nikel, Vale juga mencakup usaha penambangan dan pengolahan bijih nikel. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1978.

Pengoperasian tambang mereka di Sulawesi berdasarkan Kontrak Karya yang ditandatangani pada 27 Juli 1968 antara Pemerintah Republik Indonesia dan Perseroan. Kontrak ini kemudian diubah dan diperpanjang pada 15 Januari 1996, dan terakhir diamandemen pada 17 Oktober 2014 sebagaimana yang diamanatkan oleh Undang-Undang Pertambangan 2009.

Meski polemik divestasi saham terus bergulir, Vale tetap menjalankan kegiatan produksinya. Presiden Direktur Vale Indonesia Febriany Eddy menyampaikan salah satu kegiatan usaha yang dilakukan adalah eksplorasi tambang di salah satu kawasannya di Sulawesi Selatan, yakni Sorowako-Towuti.

Berdasarkan paparan Vale Indonesia, luas blok Sorowako-Towuti mencapai 70.566 hektare. Secara total, Vale Indonesia memiliki luas lahan tambang hingga 118.017 hektare. Total cadangan nikel di seluruh kawasan tambang Vale Indonesia diperkirakan sejumlah 112,55 juta ton dengan kualitas 1,72%. 

Secara rinci, total cadangan terbukti senilai 65,68 juta ton, sedangkan yang terkira sekitar 46,87 juta ton.

Di samping eksplorasi, Febriany mengatakan konstruksi pabrik pengolahan atau smelter di Sulawesi Tengah terus berjalan. Bahan baku proses pembakaran smelter ini rencananya memakai gas bumi cair atau LNG.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...