Jonan Titip Proyek Blok Masela kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif

Image title
23 Oktober 2019, 17:24
Arifin Tasrif Menteri ESDM
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Arifin Tasrif resmi menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai hari ini (23/10/2019). Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan menitipkan proyek Blok Masela kepada Arifin agar bisa berproduksi sesuai target.

Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menitipkan pengembangan Blok Masela kepada Arifin Tasrif sebagai Menteri ESDM periode 2019-2024. Apalagi Arifin turut terlibat dalam penandatangan Head of Agreement (HoA) pengembangan Blok Masela antara pemerintah dan Inpex Corporation di Jepang.

Jonan berharap proyek Masela bisa berlanjut di bawah kepemimpinan Arifin. "Karena dubes kita pernah tugas di Tokyo, saya titip proyek besar Inpex. Itu mestinya bisa jalan Pak," kata Jonan di Gedung Kementerian ESDM, Kamis (23/10).

Arifin tidak menanggapi permintaan Jonan tersebut. Dia hanya mengungkapkan telah sering mendampingi Jonan dalam kunjungan bisnis di Jepang. Makanya terbiasa dengan sektor ESDM.

(Baca: Menteri ESDM Arifin Tasrif Bakal Fokus Benahi Defisit Migas)

Pemerintah berharap Blok Masela dapat memberikan kontribusi tambahan produksi gas bumi setara 10,5 juta ton per tahun (mtpa). Produksinya terdiri dari 9,5 juta ton LNG per tahun dan gas pipa sebesar 150 mmscfd.

Proyek tersebut diharapkan bisa berproduksi pada 2027. Untuk pengembangan Blok Masela dibutuhkan investasi US$ 18 - 20 miliar.

Selain produksi migas, pengembangan Blok Masela diharapkan dapat menciptakan efek berganda bagi industri pendukung dan turunan di dalam negeri dalam rangka mendukung perekonomian nasional.

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Produk Domestik Bruto (PDB) bakal mencapai US$ 153,6 miliar atau sekitar Rp 2.135 triliun selama Blok Masela memproduksi gas dari 2022 sampai 2055. 

Selain itu, pada masa konstruksi (2022-2027) mencapai US$ 7,5 miliar atau setara 104,25 tirliun dan masa operasi (2027-2055) sebesar US$ 146,1 miliar atau sekitar Rp 2.030 triliun.

Dari sisi pendapatan rumah tangga diproyeksi mencapai sebesar US$ 33,2 miliar setara Rp 461,5 triliun. Terdiri dari masa konstruksi sebesar US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 43 triliun. Pada masa operasi diproyeksi mencapai US$ 30 miliar atau setara Rp 417 triliun.

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...