Sesi I IHSG Koreksi 0,49% Tertekan Perlambatan Ekonomi Global

Happy Fajrian
22 Januari 2019, 14:23
BEI
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Bursa Efek Indonesia mengadakan konferensi pers mengenai Pengumuman Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan (27/12). Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan dirinya optimis dengan pergantian tahun ini, meski tahun depan memasuki tahun politik. Justru tantangan terbesar datang dari faktor eksternal yang tak bisa dihindari.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak ke zona merah pada akhir sesi perdagangan pertama siang ini, Selasa (22/1). IHSG turun 0,49% ke level 6.419,11. IHSG sebenarnya mengawali perdagangan dari zona hijau, sempat naik ke level 6.464,53 namun setelah itu IHSG terus bergerak turun.

Dari sepuluh indeks sektoral, tujuh sektor mencatatkan kinerja negatif yang dipimpin sektor aneka industri yang turun paling dalam 1,63% serta tambang yang terkoreksi 1,38%. Sementara itu dua sektor yang menahan koreksi IHSG lebih dalam yaitu pertanian yang naik 0,95% dan barang konsumsi naik 0,36%.

Hingga sesi I berakhir, nilai transaksi saham pada Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 4,77 triliun dari 7,65 miliar saham yang diperjualbelikan oleh investor. Sebanyak 165 saham naik, 240 turun, dan 133 saham tak bergerak. Investor asing membukukan pembelian bersih saham Rp 25,73 miliar.

(Baca: IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi, Darmin: Kami Masih Optimistis Capai 5,3%)

Jelang penggabungan (merger) PT Bank Danamon Tbk dengan PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk, saham Bank Danamon harganya melesat hingga 600 poin atau 7,19% menjadi Rp 8.950 per saham. Tidak hanya itu, saham Bank Danamon juga menjadi buruan investor asing. Total, investor asing membeli bersih saham bank danamon mencapai 254,1 miliar.

Tidak hanya bursa dalam negeri, mayoritas bursa saham di kawasan Asia hari ini juga memerah. Strait Times turun 0,34%, Shanghai turun 1,34%, Hang Seng turun 1,18%, NIkkei turun 0,47%, Kospi trun 0,26%, KLCI turun 0,16%, PSEi Filipna turun 0,13%, dan Nifty India turun 0,71%.

Bursa saham global bergerak tanpa ada dorongan dari bursa saham Amerika Serikat (AS) yang tengah libur. Sentimen negatif bursa saham Asia datang dari pemangkasan proyeksi pertumbuhan dunia oleh International Monetary Fund (IMF) sebesar 0,2% untuk pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini, dan 0,1% untuk tahun depan.

Kekhawatiran investor terkait perlambatan perekonomian global menjadi semakin nyata dengan adanya angka prediksi pertumbuhan ekonomi dunia terbaru dari IMF tersebut.

(Baca: Mengawali Perdagangan di Zona Hijau, IHSG Lanjut Terkoreksi 0,47%)

Menurut laporan IMF World Economic Outlook Update edisi Januari 2019, proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2019 dan 2020 sudah direvisi pada laporan WEO sebelumnya sebagai dampak dari perang tarif antara AS dan Tiongkok yang tidak hanya mencederai perekonomian kedua negara tapi juga perekonomian global.

Revisi kali ini didorong oleh tekanan dari kawasan Eropa dengan pertumbuhan ekonomi Jerman yang diperkirakan hanya 1,3%, jauh di bawah proyeksi sebelumnya sebesar 1,9%. Salah satunya didorong regulasi baru terkait standar emisi kendaraan yang memukul industri otomotif disana.

Sementara di Asia, ekonomi Jepang juga diprediksi akan terjadi resesi dengan pertumbuhan ekonomi Jepang pada triwulan III 2018 yang negatif 0,6%. Kontraksi pada perekonomian Jepang terjadi karena turunnya ekspor Jepang ke AS dan Tiongkok sebagai dampak dari perang dagang.

IMF juga memprediksi perekonomian Tiongkok akan melambat lebih dalam lagi jika perang tarif dengan AS terus berlanjut. Sementara itu Inggris berpotensi keluar dari Uni Eropa (UE) atau Brexit tanpa adanya kesepakatan dengan UE terkait bagaimana Brexit akan diimplementasikan, juga berpotensi mengancam pertumbuhan ekonomi global.

(Baca: Tumbuh 6,6%, Ekonomi Tiongkok Sentuh Level Terendah dalam 28 Tahun)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...