Optimisme Ekonomi Topang IHSG Naik Sepekan, Dana Asing Deras Masuk

Happy Fajrian
14 Januari 2019, 02:58
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12).

"Kalau daya beli turun, harga nggak naik. Ini masih ada kenaikan, kenapa lebih rendah? Karena kami bisa mengendalikan (harga)," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Darmin Nasution, beberapa waktu lalu.

Namun, hasil survei IKK oleh Bank Indonesia (BI) selain menunjukkan indeks keyakinan yang lebih tinggi, juga menunjukkan masyarakat akan menahan konsumsinya karena rata-rata indeks pengeluaran konsumen untuk triwulan I-2019 turun menjadi 159,8 dari 160,2 pada triwulan IV-2018.

Masyarakat lebih memilih membayar cicilan utangnya atau menabung, karena indeks perkiraan jumlah cicilan dan indeks perkiraan jumlah utang yang mengalami kenaikan, masing-masing naik 5,7% dan 0,4%. Faktor inilah yang membuat saham-saham di sektor barang konsumsi mencatatkan kinerja negatif dengan koreksi 0,65% sepekan kemarin. Selain sektor barang konsumsi, sektor perdagangan juga terkoreksi 0,26%.

(Baca: Dana Asing Mengalir Deras ke Saham dan SUN, Rupiah Telah Menguat 2,35%)

Beruntung, delapan indeks sektoral lainnya mencatatkan kinerja yang positif sehingga mendorong kinerja IHSG ke jalur hijau. Faktor pendorong IHSG lainnya yaitu cadangan devisa akhir 2018 sebesar US$ 120,7 miliar, naik US$ 3,5 miliar pada bulan sebelumnya.

Untuk pekan ini, optimisme perekonomian nasional diperkirakan masih akan menjadi faktor yang mendorong pergerakan IHSG. "Sentimen yang sama untuk kedepannya. Investor sudah optimis kembali dengan pasar modal Indonesia," kata Analis Panin Sekuritas William Hartanto kepada Katadata.co.id.

Dia mengatakan IHSG sudah berada pada tren kenaikan sejak Oktober 2018 dan memperkirakan tren tersebut masih akan berlanjut hingga Maret mendatang.

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, sentimen dari lingkungan eksternal yaitu hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed semakin menunjukkan kenaikan suku bunga acuan AS tidak akan seagresif tahun lalu.

"Ini memberikan efek dovish terhadap dolar AS, membuat rupiah terapresiasi," kata Nafan. Hal ini menjadi faktor pendorong kinerja IHSG selain perkembangan negosiasi dagang AS dan Tiongkok yang dinilai sudah menghasilkan kesepakatan yang komprehensif juga turut menaikkan optimisme investor.

(Baca: Potensi Kenaikan IHSG Berdasarkan Prediksi Morgan Stanley dan Analis)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...