IHSG Sepekan Meroket 8,69%, Waspadai Ekspektasi Berlebihan Investor
Memang, ekonomi dan kesehatan bisa saja berjalan beriringan di tengah pandemi dengan kedisiplinan masyarakat. Namun, Nico tidak melihat itu bisa terwujud dalam waktu dekat.
"Ada ekspektasi PSBB dilonggarkan sehingga ekonomi menggeliat, ini poin positif. Tapi kurva (positif corona) kita masih tinggi dan banyak yang bilang ada gelombang kedua," kata Nico.
(Baca: IHSG Sesi I Naik 0,97%, Saham Bank Ditransaksikan dengan Nilai Jumbo)
Ia khawatir, ekspektasi pelaku pasar yang berlebihan ini, tidak diiringi oleh fundamental yang kuat, sehingga kenaikan ini hanya sementara. Penguatan akan terkonfirmasi 100% kalau ternyata kesadaran masyarakat akan kesehatan tinggi, kurva melandai walau PSBB dilonggarkan, apalagi jika dalam waktu dekat ada vaksin Covid-19.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama juga menilai bahwa pelaku pasar mengapresiasi rencana beberapa negara untuk membuka kembali ekonomi secara bertahap. Pembukaan ekonomi ini baik di dalam negeri maupun di negara-negara secara global.
"Skenario kondisi normal yang baru juga memberikan dampak psikologis positif bagi para pelaku pasar menjadi lebih optimistis," kata Nafan.
Pendapat senada diutarakan Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee. Menurutnya, laju positif IHSG sejak pekan lalu semata didorong sentimen pelongaran pembatasan sosial di berbagai negara dan belum ada tanda-tanda gelombang kedua Covid-19.
"Rencana New Normal di dalam negeri atau pelongaran PSBB akan menjadi sentiment positif bagi pasar saham Indonesia," kata Hans.
(Baca: IHSG Diramal Lanjutkan Reli Positifnya, Saham BUMN Direkomendasi)