Kinerja Emiten Batu Bara Anjlok Imbas Pandemi dan Penurunan Harga

Image title
13 Agustus 2020, 19:25
kinerja emiten batu bara, pertambangan, dampak covid, harga batu bara
ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp.
Foto udara tempat penumpukan sementara batu bara di Muarojambi, Jambi. Kinerja emiten batu bara menurun terpukul rendahnya permintaan akibat pandemi yang dibarengi turunnya harga batu bara.

Harga batu bara acuan sempat menguat 0,28% ke level US$ 67,08 per ton pada Maret dibanding bulan Februari US$ 66,89 per ton. Kemudian, HBA lantas melemah ke posisi US$ 65,77 per ton pada April dan berlanjut pada Mei di level US$ 61,11 per ton.

Kinerja Diramal Membaik Pada Semester II

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia, memprediksi emiten produsen batubara kinerjanya akan membaik pada semester II tahun ini. Hal ini lantaran Tiongkok sebagai salah satu negara terbesar konsumen batubara permintaannya akan kembali meningkat.

“Batubara pada paruh kedua tahun ini diharapkan membaik dengan kembali meningkatnya permintaan dari Tiongkok seiring dengan mendekatnya musim dingin,” katanya kepada Katadata.co.id, Kamis (13/8).

Menurut Catherina, melemahnya harga batubara sebesar 26,88% secara year to date pada kuartal I dan kuartal II tahun ini hingga menyentuh level US$ 49.50 per metrik ton disebabkan oleh anjloknya permintaan pasar. Namun berdasarkan data historis, permintaan batubara akan meningkat kembali pada kuartal III.

Dia menambahkan, naiknya permintaan batubara pada periode saat ini akan berdampak juga kepada peningkatan penjualan emiten batubara. Terutama emiten Adaro Energy (ADRO) dan Bukit Asam (PTBA). “Dalam 2 tahun terakhir mencatatkan peningkatan bottom line sebesar 2.89% (2-year average) pada 3Q,” katanya.

Meski begitu, dia mengingatkan, permintaan batu bara tahun ini akan diselimuti oleh berbagai sentimen negatif dari faktor eksternal.

Seperti penutupan pembangkit listrik dari batu bara di negara - negara Eropa seiring dengan green campaign yang dijalankan. Serta, pengunaan batu bara untuk tenaga listrik yang turun sebesar 30% di Amerika Serikat hingga semester I 2020.

“Faktor ini akan menjadi pemberat dan risiko bagi sektor batu bara. Kami mempertahankan outlook netral pada sektor batu bara dengan rekomendasi: ADRO BUY TP:1.310 dan PTBA BUY TP:2.390,” tambahnya.

Senada, Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, kinerja emiten batu bara pada semester II tahun ini akan membaik dibanding semester I. Alasannya permintaan batu bara baik di domestik maupun global akan meningkat memasuki semester II.

Selain itu, menurut Nafan, berbagai kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah seperti hilirisasi dan gasifikasi batubara serta memasukan batubara dalam RUU Omnibus law bakal menjadi sentimen positif untuk mengerek kinerja emiten batubara pada semester II 2020.

“Harga batu bara yang sangat mendukung kinerja penjualan emiten. Serta produksi dan ekspor coking coal (batu bara kokas),” ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...