Tren Kejatuhan Bursa Berlalu, IHSG Meroket 3,5% Kembali ke Level 6.000

Image title
1 Februari 2021, 16:53
ihsg, ihsg hari ini, update ihsg, saham, saham hari ini, update saham, pasar modal, bursa, bursa saham, antam, vale, inco, antm, inflasi
ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/pras.
Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta.

Saham yang dijual oleh asing berikutnya adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai jual bersih mencapai Rp 215,8 miliar. Saham bank swasta terbesar di Indonesia ini pun tetap berhasil ditutup naik 0,89% menjadi Rp 34.100 per saham.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan IHSG pada perdagangan hari ini berhasil menguat signifikan. Menurut analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama, salah satunya karena tren positif dari indeks manufaktur Indonesia atau purchasing manager index (PMI).

Tercatat, PMI Indonesia berada di posisi 52,2 pada Januari 2021, naik dari posisi Desember 2020 yang sebesar 51,3. IHS Markit mencatat, kenaikan PMI di bulan pertama tahun ini, menjadi yang tertinggi dalam 6,5 tahun terakhir dan salah satu yang terbesar sejak survei ini dilakukan pada April 2011.

"Tren positif dari PMI Manufaktur Indonesia membuat IHSG naik signifikan. Di samping itu, stabilitas inflasi Tanah Air juga turun menjadi sentimen positif," kata Nafan Aji kepada Katadata.co.id, Senin (1/2).

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi pada Januari 2021 mencapai 0,26% dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi disumbang oleh kenaikan harga bahan pangan, seperti cabai merah, ikan segar, dan tempe, hingga tarif tol.

"Dengan inflasi bulanan sebesar 0,26%, maka tingkat inflasi tahunan pada Januari mencapai 1,55%," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam Konferensi Pers, Senin (1/2).

Suhariyanto menjelaskan, tingkat inflasi pada Januari secara bulanan maupun tahunan lebih rendah dibandingkan Desember maupun Januari 2019. Inflasi pada Desember tercatat 0,45% secara bulanan dan 1,68% secara tahunan. Sementara inflasi Januari 2019 sebesar 0,39% secara bulanan dan 2,28% secara tahunan.

"Dampak Covid-19 masih belum mereda dan membayangi perekonomian banyak negara, termasuk Indonesia. Mobilitas berkurang, roda ekonomi bergerak lambat. Ini berpengaruh ke pendapatan dan permintaan." kata Suhariyanto.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...