Ramai Emiten Terbitkan Saham Baru, Bagaimana Potensinya Tahun Ini?

Image title
5 Maret 2021, 19:54
rights issue, saham, bursa saham, pasar modal
Agung Samosir|KATADATA
bursa saham

Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan aksi korporasi tersebut bisa berefek positif untuk emiten. Aksi ini bisa memacu kinerja fundamental emiten, karena bisa melakukan ekspansi. Selain itu, dengan tambahan modal, emiten bisa menyehatkan neraca keuangan.

Meski begitu, rencana aksi korporasi ini juga memiliki risiko di tengah volatilitas pasar saham. Risiko tersebut berupa mutasi virus membuat penanganan pandemi Covid-19 menjadi semakin kompleks dan jika pelaksanaan program vaksinasi terkendala.

Kendala lainnya yang bisa mempengaruhi pelaksanaan aksi korporasi ini yaitu bayang-bayang perlambatan pertumbuhan ekonomi. berbagai sentimen negatif tersebut bisa mempengaruhi perlambatan kinerja emiten.

"Sehingga permintaannya bisa turun dan emiten lebih cenderung menerapkan efisiensi bisnis dibandingkan ekspansi," kata Nafan kepada Katadata.co.id.

Sudah Punya Pembeli Siaga

Menurut Direktur Panin Asset Management Rudiyanto, proses penambahan modal tidak terpengaruh oleh masih adanya volatilitas di pasar modal saat ini. Yang terpenting adalah sudah mendapat komitmen dari pembeli siaga yang mengeksekusi saham baru tersebut.

"Kalau diperhatikan, beberapa perusahaan yang mau rights issue itu sudah ada standby buyer-nya. Artinya pemegang saham lama mau eksekusi atau dijual sudah ada yang mau beli rights itu," kata Rudiyanto.

Sebagai contoh, Bank Jago yang telah mendapatkan komitmen dari pemegang saham lama yang bersedia mengeksekusi sebagian haknya. PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia memiliki hak untuk memperoleh 1,12 miliar unit saham. Pemegang saham ini bahkan menyatakan memiliki dana yang cukup dan akan mengambil 42,6 juta saham senilai Rp 100,11 miliar.

Pemegang saham Bank Jago lainnya, PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) memiliki hak untuk memperoleh 664,8 juta unit saham Bank Jago. Gopay pun menyatakan memiliki dana yang cukup dan akan melaksanakan sebagian haknya, yaitu 560 juta saham dengan jumlah sebesar Rp 1,31 triliun.

Kedua pemilik Bank Jago tersebut menandatangani perjanjian konfirmasi dengan GIC Private Limited untuk mengalihkan sisa porsi HMETD tersebut. Jumlahnya sebesar 1,19 miliar saham. GIC menyatakan memiliki dana yang cukup sebanyak-banyaknya US$ 225 juta atau setara dengan Rp 3,15 triliun.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...