Perdagangan Perdana, Saham Bukalapak Meroket 24,71% Jadi Rp 1.060
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi mencatatkan sahamnya dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (6/8) pagi ini. Pada perdagangan perdananya, harga saham Bukalapak langsung naik 24,71% atau 210 poin menyentuh harga Rp 1.060 dari harga penawaran Rp 850.
Berdasarkan data perdagangan, tercatat total saham Bukalapak yang diperdagangkan hingga pukul 09.05 WIB sebanyak 302,7 juta unit. Nilai transaksinya mencapai Rp 320,86 miliar, dengan frekuensi sebanyak 1.636 kali. Nilai kapitalisasi pasar Bukalapak, tercatat senilai Rp 109,25 triliun, jauh melebihi nilai kapitalisasi awal Rp 86,7 triliun.
Kenaikan harga saham tersebut membuat secara otomatis perdagangannya terhenti otomatis atau auto rejection atas. Berdasarkan peraturan Bursa, harga saham di antara Rp 200 sampai Rp 5.000 bisa naik maksimal 25% dalam sehari.
Pencatatan perdana Bukalapak ini menjadi perusahaan tercatat ke-28 pada 2021 dan menjadi perusahaan tercatat saham ke-740 di Bursa pada saat ini. Pencatatan saham saham ini juga menoreh sejarah karena perseroan merupakan perusahaan unicorn pertama yang melantai di BEI dan bahkan di bursa kawasan Asia Tenggara.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan, Bukalapak merupakan perusahaan tercatat yang mampu menarik minat investor paling banyak. "Tercatat sekitar 96 ribu investor berpartisipasi pada pelaksanaan public offering perseroan," kata Inarno dalam sambutan, Jumat (6/8).
Bursa berharap, IPO Bukalapak ini bisa memberikan inspirasi bagi para pemilik dan manajmen perusahaan-perusahaan lain, termasuk unicorn lainnya untuk terus memberikan karya terbaik bagi negeri ini. "Dengan menjadikan bursa efek indonesia sebagai house of growth bagi perkemabngan perusahaan," kata Inarno.
Bukalapak melantai di pasar saham dengan melepas sebanyak 25,76 miliar unit saham atau setara 25% dari total saham setelah IPO. Bukalapak menawarkan saham IPO dengan harga Rp 850 per saham. Artinya, nilai penawaran umum senilai Rp 21,9 triliun, terbesar sepanjang sejarah bursa dimestik.
Dana yang diperoleh dari penawaran tersebut, sekitar 66% di antaranta digunakan untuk modal kerja. Sisa dananya digunakan untuk modal kerja pada entitas anak, 15% untuk dialokasikan kepada PT Buka Mitra Indonesia dan 15% untuk PT Buka Usaha Indonesia.
Anak usaha lainnya yang mendapat jatah modal kerja adalah PT Buka Investasi Bersama sebesar 1% dari dana IPO. Lalu, 1% juga untuk PT Buka Pengadaan Indonesia. Sebesar 1% lain untuk Bukalapak Pte. Ltd. Terkahir 1% untuk PT Five Jack.
Mayoritas saham Bukalapak dipegang oleh PT Kreatif Media Karya sebesar 23,93%. Seperti diketahui, Kreatif Media Karya merupakan unit bisnis digital dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK).
Pemegang saham besar lainnya adalah API (Hong Kong) Investment Limited sebesar 13,05%. Perusahaan tersebut merupakan bagian dari raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba.