Bursa Wall Street Terdongkrak usai Komentar The Fed Inflasi Mereda
Bursa saham utama Amerika Serikat, Wall Street bergerak menguat pada perdagangan Selasa kemarin (7/2). Bursa Wall Street tetap melaju di zona hijau sembari pelaku pasar mencerna komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell tentang berapa lama bank sentral menjinakkan inflasi. Powell mengatakan 2023 harus menjadi tahun penurunan inflasi yang signifikan.
Komentarnya memperbaharui harapan investor untuk kebijakan moneter yang kurang agresif yang goyah setelah laporan pekerjaan AS yang kuat Jumat lalu.
"Kami tidak menyangka akan sekuat ini. Hal itu menunjukkan mengapa menurut kami ini akan menjadi proses yang memakan waktu cukup lama," kata Powell di Economic Club of Washington, mengacu pada laporan nonfarm payrolls untuk bulan Januari, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/2).
Selasa kemarin, Dow Jones Industrial Average bergerak naik 265,67 poin atau 0,78% menjadi 34.156,69, S&P 500 naik 52,92 poin atau 1,29% menjadi 4.164 dan Nasdaq Composite bertambah 226,34 poin atau 1,9% menjadi 12.113,79.
Di antara peraih keuntungan teratas (top gainers) di Dow Jones, saham Boeing Inc naik 3,84% setelah pembuat pesawat AS itu mengonfirmasi akan memangkas sekitar 2.000 pekerjaan kerah putih.
Bursa Nasdaq yang padat teknologi juga menguat karena berita dari Microsoft Corp. Saham perusahaan naik 1,29% setelah meluncurkan integrasi ChatGPT, sebuah chatbot dari OpenAI ke dalam produknya.
Sedangkan, sebagian besar sektor di S&P 500 berakhir lebih tinggi. Sektor energi menjadi pemenang teratas karena harga minyak mentah melonjak lebih dari 3% atas pernyataan Powell. Sektor layanan teknologi dan komunikasi juga termasuk di antara yang meraih keuntungan tertinggi.
"Powell berharap mereka tidak akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, tetapi ada jalan yang baik, bahwa mereka mencapai apa yang perlu mereka capai," kata Shawn Cruz, kepala strategi perdagangan di TD Ameritrade.
Indeks utama Wall Street sempat berfluktuasi dengan liar selama dan setelah pernyataan Powell, dan analis mengatakan volatilitas kemungkinan tidak akan segera menghilang.
"Sampai kita melihat pelunakan dan inflasi di seluruh ekonomi dan di seluruh dunia, akan sulit untuk mendorong pasar naik dengan cara yang menentukan," kata Carol Schleif, kepala investasi di BMO Family Office.
Menyusul komentar Powell, Morgan Stanley menambahkan 25 basis poin ke perkiraannya untuk pertemuan kebijakan The Fed pada Mei, tetapi terus mengharapkan penurunan suku bunga 25 basis poin pertama untuk Desember 2023.
Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan pasar sekarang menetapkan harga pada tingkat puncak di atas 5% setelah data pekerjaan yang kuat pada hari Jumat.