GOTO, BUKA dan BELI Kompak Catat Kerugian, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Patricia Yashinta Desy Abigail
16 Agustus 2023, 18:40
GOTO, BUKA dan BELI Kompak Catat Kerugian, Bagaimana Prospek Sahamnya?
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/YU
Ilustrasi. Saham teknologi di BEI, GOTO, Bukalapak dan Blibli masih mencatat kerugian di semester pertama tahun ini.

Pada bagian beban umum dan administrasi, perseroan mencatatkan pembengkakan gaji, tunjangan dan imbalan kerja sebesar 23,53% dari sebelum Rp 894,91 miliar.

3. PT Bukalapak.com Tbk (BUKA)

PT Bukalapak.com Tbk membukukan rugi yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 389,27 miliar, anjlok dari posisi tahun lalu. Sebelumnya, pada semester I 2022 Bukalapak sempat membukukan laba Rp 8,59 triliun.

Padahal, perusahaan meraih penjualan dan pendapatan usaha Rp 2,18 triliun pada semester I 2023, meningkat 28,9% dibanding semester I tahun lalu. Rinciannya, pendapatan itu dikontribusi dari bisnis marketplace yang naik dari sebelumnya Rp 648,23 miliar menjadi Rp 1,13 triliun di semester pertama 2023

Di sisi lain, beban pokok pendapatan Bukalapak juga naik 40% menjadi Rp 1,63 triliun dari periode semester pertama 2023 senilai Rp 1,16 triliun.

Lalu beban umum dan administrasi dari Rp 1,32 triliun menjadi Rp 682,25 miliar. Perusahaan mencatat rugi usaha Rp 701,21 miliar pada paruh pertama tahun ini dari untung Rp 8,60 triliun pada tahun lalu.

Prospek Saham Teknologi 

Meski ketiga emiten ini masih mencatat kerugian, bagaimana prospek saham teknologi pada tahun ini?

PT Mirae Asset Sekuritas menilai sektor saham teknologi akan mengalami pemulihan tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya adalah menurunnya kekhawatiran masyarakat akan resesi global. Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta berpendapat, saham teknologi juga kembali bangkit seiring tingkat inflasi global maupun nasional dapat terjaga dengan baik.

Nafan menilai, dengan iklim investasi yang lebih kondusif, tak hanya sektor teknologi,  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai stabil menguat sejak awal tahun pun diprediksi akan melanjutkan tren penguatan.

“Para investor memfaktorkan suku bunga turun, tentunya risk appetite-nya meningkat jadi memberikan efek domino saham teknologi,” kata Nafan pada Mirae Asset Sekuritas Media Day, Kamis (9/2) di Jakarta.

Meski begitu, saham teknologi di bursa, IDX Techno yang menaungi saham teknologi di bursa masih turun 13,44% atau 695,69 poin ke level 4.472,38 sejak awal tahun ini. berpendapat saham emiten teknologi di bursa sedianya masih memiliki ruang untuk terus bertumbuh dan menjadi penggerak bagi IHSG.  "Saham teknologi masih dalam batas improving, punya ruang sebagai leading sektor," ujarnya. 

Tidak bisa dipungkiri, sejak tahun lalu setelah bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve mengerek suku bunga acuan ketat, saham-saham teknologi ikut terbebani kebijakan bunga tinggi. Pelaku pasar mencermati kemampuan perusahaan di sektor teknologi dalam kemampuannya menghasilkan profitabilitas.

Sementara itu, Senior Research Analyst Mirae Asset, Robertus Hardy, menilai sejumlah emiten teknologi telah melakukan berbagai upaya efisiensi dengan menekan biaya operasional. “Kita bisa lihat buahnya bisa dipetik tahun ini beberapa saham-saham sektor teknologi mulai recover,” katanya. 

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail, Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...