Saham Emiten Ini Akan Diuntungkan dari Konflik Israel dan Palestina

Nur Hana Putri Nabila
10 Oktober 2023, 18:45
Saham Emiten Ini Akan Diuntungkan dari Konflik Israel dan Palestina
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Pegawai memotret layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta.

Perang Israel dan Palestina memberikan implikasi yang luas terhadap ekonomi global termasuk sektor energi. Saham-saham di sektor energi seperti minyak dan pertambangan batu bara ikut terdampak dari eskalasi konflik tersebut. 

Hal ini terlihat dari pergerakan saham emiten migas yang mengalami kenaikan seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 9,67%, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) 6,5% hingga saham PT Elnusa Tbk (ELSA) yang naik 4,1%. 

Sedangkan, saham emiten pertambangan batu bara juga naik seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 1,10%, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) 0,36%, dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan kenaikan 0,65%.

Pengamat Pasar Modal dan Akademisi Universitas Trisakti Hans Kwee menilai, perang Israel dan Palestina memunculkan peningkatan risiko global. Saat risiko meningkat, investor cenderung mencari tempat yang lebih aman untuk menginvestasikan dana mereka pada instrumen safe haven atau aset yang aman di saat krisis. 

Meskipun beberapa ahli berpendapat bahwa perang tak memiliki dampak langsung pada harga minyak, tetapi, lanjut Hans, ada faktor-faktor lain yang perlu diperhitungkan. Contohnya, Amerika Serikat sedang berusaha memperbaiki hubungan antara Arab Saudi dan Israel, yang dapat memengaruhi produksi minyak dari Arab Saudi. Jika hubungan ini membaik, kata Hans, produksi minyak dapat meningkat sehingga harga minyak turun.

Namun, ia khawatir konflik geopolitik yang kini terjadi dapat memengaruhi pasokan minyak. Hal tersebut dapat mengakibatkan harga minyak tetap tinggi, yang memiliki dampak negatif pada negara-negara net importir minyak, termasuk Indonesia. Salah satu dampak yang mungkin terjadi adalah pelemahan nilai tukar mata uang negara tersebut.

“Kalau minyak yang agak tinggi, ini negatif bagi negara net importir. Yang paling terpukul itu India. Salah satunya Indonesia karena kita net importir minyak juga. Nah, biasanya yang terjadi di kita pelemahan nilai tukar,” ucap Hans di Gedung BEI, Selasa (10/10).

Halaman:
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...