Laba BTPN Turun 30% Imbas Investasi Digital dan Restrukturisasi

Image title
14 Februari 2018, 16:41
BTPN
Arief Kamaludin|Katadata

Jumlah nasabah Jenius dinilai cukup tinggi lantaran platform tersebut baru melayani wilayah DKI Jakarta dan menyusul wilayah Bandung pada akhir 2017. Namun, Arief enggan menyebut target pertambahan nasabh tahun ini. Ia beralasan hal tersebut bagian dari strategi perusahaan.

Direktur Utama BTPN Jerry Ng menjelaskan, perusahaan akan terus berinvestasi untuk mengembangkan layanan digitalnya. Investasi dibutuhkan di antaranya untuk upgrade sistem dan perluasan layanan digital ke daerah lain. "Kami juga akan continue untuk mengeluarkan fitur-fitur baru, continue untuk partnership," kata dia.

Jika dilihat lebih jauh, turunnya laba juga seiring dengan lemahnya kinerja penyaluran kredit. Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) BTPN di bawah pertumbuhan industri perbankan. (Baca juga: Dimerger, Sumitomo dan BTPN Akan Masuk 10 Bank Terbesar di RI)

Penyaluran kredit tercatat Rp 65,3 triliun atau hanya tumbuh 3% secara tahunan, lebih rendah dari pertumbuhan kredit industri yang sebesar 7,4% per November 2017. Sementara itu, DPK tumbuh 3% menjadi Rp 67,9 triliun, juga di bawah pertumbuhan industri yang sebesar 9,1% per November 2017.

Meski begitu, rasio kredit seret (Non Performing Loan/NPL) terjaga di level 0,9%. Permodalan juga kuat, tercermin dari rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang terjaga di level  24,6%. Adapun aset perusahaan tercatat Rp 95,5 triliun atau naik 5% dibandingkan tahun sebelumnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...