Tren Imbal Hasil Turun, Empat Bank BUMN Berlomba Jual Obligasi

Yura Syahrul
Oleh Yura Syahrul - Maria Yuniar Ardhiati
27 Juni 2017, 10:00
bank bni
KATADATA

Wakil Direktur BRI Sunarso menyebut kondisi ekonomi yang sedang bagus merupakan waktu tepat untuk menerbitkan obligasi. "Peringkat utang kami juga baik. Dengan situasi seperti itu, kenapa tidak (menerbitkan obligasi)?" Namun, dia belum mau merinci waktu merealisasikan hajatan tersebut.

Semua dana hasil penerbitan obligasi tersebut digunakan para bank pelat merah untuk mendanai ekspansi kredit tahun ini, yang ditargetkan melaju ketimbang tahun lalu. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit mencapai 10,4 persen per akhir Mei lalu.

(Baca: Danai Infrastruktur, Kredit Bank Kembali Tumbuh di Atas 10 Persen)

Bahkan, menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, pertumbuhan kredit bank-bank BUMN mencapai 14 persen. Sedangkan OJK memproyeksikan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini sekitar 9-12 persen.

Analis dari Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menyatakan dengan pulihnya kondisi ekonomi dalam negeri maka memungkinkan perusahaan melakukan ekspansi usaha. Untuk itu, perusahaan mencari pendanaan eksternal, salah satunya lewat penerbitan obligasi.

Di sisi lain, optimisme para investor saat ini dimanfaatkan perusahaan menerbitkan obligasi dengan harapan akan laku terjual. Selain perbaikan kondisi ekonomi di dalam negeri, optimisme investor ditopang oleh kenaikan peringkat kredit Indonesia ke level layak investasi (investment grade) dari S&P pada Mei lalu.

Peringkat layak investasi ini memang meningkatkan animo pemodal asing terhadap instrumen-instrumen investasi di Indonesia. Hal itu setidaknya tercermin dari terus menurunnya imbal hasil surat utang negara (SUN).

Pada Kamis pekan lalu (22/6), imbal hasil obligasi negara bertenor 10 tahun sebesar 6,824 persen atau menurun 3,2 persen dari posisi 7,049 saat S&P menyematkan peringkat layak investasi Indonesia. Sedangkan imbal hasil SUN acuan tenor 5 tahun sebesar 6,672 persen menurun dari posisi 6,731 persen.

Di sisi lain, indeks obligasi IBPA pada 22 Juni lalu mencapai 227,179. Angkanya meningkat dibandingkan sebulan sebelumnya saat peringkat S&P dirilis yaitu sebesar 223,891. Ini menunjukkan tingginya animo investor terhadap obligasi di dalam negeri.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...