Lebih Separuh Warga di 4 Provinsi Belum Nikmati Layanan Perbankan

Miftah Ardhian
22 Mei 2017, 16:48
Perbankan
Arief Kamaludin|KATADATA

Maria juga menjelaskan, survei ini juga menemukan fakta bahwa 57 persen penduduk di empat provinsi tersebut menyatakan telah menabung untuk keperluan di masa mendatang dalam 12 bulan terakhir. Namun, sebanyak 39 persen dari jumlah itu menabung secara informal, tidak melalui lembaga perbankan. NTT menjadi Provinsi yang memiliki proporsi penduduk tertinggi yang mengatakan bahwa mereka menabung, yaitu sebanyak 70 persen.

Fakta lain adalah sebagian besar atau 71 persen penduduk dewasa telah mengakses pinjaman baik secara formal maupun informal. Namun, hanya 13 persen yang mengakses pinjaman melalui perbankan, 4 persen dari lembaga formal non-bank, dan hampir 60 persen melalui sektor informal, yakni keluarga atau temannya.

Sementara, dua dari tiga orang penduduk sudah pernah melakukan layanan pembayaran dan pengiriman uang,. Hanya saja, sebanyak 80 persen diantaranya masih mengirimkan uang dengan cara menitipkan uang tunai ke kerabat dan teman untuk diserahkan langsung ke orang yang dituju. Hanya 15 persen penduduk yang mengirimkannya langsung melalui bank. (Baca juga: Perluas Akses Keuangan, Bappenas Siapkan Tabungan Pos)

"Terkait asuransi, 47 persen telah memilki asuransi, tapi sebagian besar disebabkan oleh asuransi wajib program pemerintah yang disebut BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), karena hampir seluruhnya yaitu 43 persen hanya memiliki asuransi BPJS," ujarnya.

Mengacu hasil survei ini, SOFIA juga memberikan rekomendasi bagi penyusun kebijakan. Pertama, menggali cara-cara untuk mengukur inklusi keuangan secara komprehensif yang dapat memperhitungkan produk keuangan seperti tabungan, pinjaman, layanan pengiriman dan pembayaran, dan asuransi. Kedua, meninjau ulang produk jasa keuangan yang dikembangkan pemerintah. Ketiga, mengembangkan program melek keuangan lebih jauh untuk mengatasi isu perubahan perilaku.

Survei ini juga mengeluarkan rekomendasi untuk penyedia layanan jasa keuangan. Pertama, merancang produk tabungan untuk memenuhi kebutuhan konsumen jangka menengah hingga panjang. Kedua, menyediakan rekening tabungan dan layanan transaksi untuk kaum muda dan yang berusia 55 tahun atau lebih. Ketiga, membangun hubungan antara lembaga keuangan formal dengan penyedia pinjaman informal.

Keempat, meluncurkan mekanisme pembayaran elektronik, secara lebih aktif bagi pedagang dan pelaku ekonomi lainnya yang menjadi sentral bagi kelompok-kelompok konsumen tetentu. Kelima, melibatkan perempuan untuk memahami lebih baik pengeluaran rumah tangga dan pilihan keuangan. Keenam, menangkap peluang berdasarkan faktor geografis.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...