Heboh Kasus Jouska, Ini Tugas dan Tanggung Jawab Perencana Keuangan

Happy Fajrian
24 Juli 2020, 14:50
perencana keuangan, jouska,
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi.

Profesi apapun yang berkaitan dengan kegiatan investasi di pasar modal tidak diperbolehkan memberikan janji imbal hasil investasi kepada kliennya.

Panduan Memilih Perencana Keuangan

Lalu apa saja yang harus diperhatikan dalam memilih perencana keuangan yang baik? Nasabah harus memperhatikan sejumlah faktor, salah satunya yang paling utama yaitu rekam jejak (track record) dari perencana keuangan atau perusahaan perencana keuangan yang jasanya akan digunakan.

“Ini kan soal trust, kepercayaan. Jadi pilih yang terpercaya. Harus lihat track record-nya bagaimana. Kan’ sekarang bisa browsing,” kata Joice Tauris Santi, seorang perencana keuangan bersertifikasi CFA atau Certified Financial Planner, kepada Katadata.co.id, Kamis (23/7).

Kemudian calon investor harus melihat apakah arahan dari perencana keuangan tersebut sesuai dengan profil risiko atau risk appetite-nya. Pasalnya setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda-beda.

Berdasarkan levelnya, profil risiko ini terbagi atas investor konservatif yang memilih instrumen investasi berisiko rendah, agresif yang memilih instrumen investasi berisiko tinggi. Serta moderat yang berada di antara dua kategori sebelumnya.

Seperti diketahui, semakin tinggi risiko instrumen investasi maka produk tersebut menawarkan imbal hasil atau yield yang semakin tinggi namun dengan risiko gagal yang juga tinggi, contohnya adalah saham.

Sedangkan produk invetsasi berisiko rendah lebih aman namun imbal hasilnya lebih rendah, contohnya obligasi, deposito bank, atau emas.

(Baca: Lembaga Sertifikasi Perencana Keuangan Pertanyakan Jenis Usaha Jouska)

“Masing-masing orang punya profil risiko berbeda. Ada yang cocok di saham, ada yang nggak cocok. Sebagai financial planner dia harus paham kliennya cocok diarahkan ke mana. Jangan semua disuruh beli emas atau semua disuruh beli saham,” kata Joice.

Kemudian seorang perencana keuangan harus memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait dunia investasi dan seluruh produk-produknya termasuk risiko dan makro ekonomi. Selain itu calon investor/nasabah juga harus membandingkan beberapa perusahaan perencana keuangan, dan tidak hanya mempercayai cukup satu perencana keuangan.

“Tapi kalau sudah masuk kontrak ya harus paham juga arti kontraknya apa, bagaimana konsekuensinya. Jangan sampai ‘kejeblos’ karena tidak paham kontraknya seperti apa,” kata Joice.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...