Ada Gelombang II Covid-19, Klaim Asuransi Meninggal Dunia Melonjak 65%

Image title
8 Desember 2021, 18:43
asuransi, aaji
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.
Petugas membersihkan logo asuransi jiwa di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Budi menjelaskan, pendapatan industri tersebut ditopang oleh kondisi perbaikan ekonomi nasional. Selain itu, ada faktor meningkatnya kesadaran masyarakat soal perencanaan keuangan, baik untuk memperoleh perlindungan asuransi jiwa maupun perencanaan investasi.

“Faktor kesadaran masyarakat untuk berasuransi pada masa pandemi yang meningkat drastis menjadi salah satu pendorong penting naiknya pendapatan industri asuransi jiwa," ujar Budi.

Industri asuransi jiwa mencatat total pendapatan premi Rp 149,36 triliun atau tumbuh 11,5% dari Rp 133,99 triliun. Menurut Budi, meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap asuransi jiwa dan dorongan kondisi pandemi menjadi katalis utamanya.

Lebih detail, Budi menjelaskan kinerja positif pendapatan premi disumbang oleh kenaikan premi bisnis baru yang tumbuh 17,6% menjadi Rp 94,2 triliun. Begitu pula dengan premi lanjutan yang tumbuh 2,4% secara tahunan menjadi Rp 55,15 triliun.

Produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unit link, masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 62,5% dari total pendapatan premi. Padahal, banyak nasabah yang mengaku dirugikan pada produk unit link tersebut.

Hingga September 2021, produk asuransi jiwa unit link bernilai Rp 93,31 triliun atau naik 9% secara tahunan. Sementara produk asuransi tradisional, nilainya Rp 56,04 triliun atau naik 15,7% secara tahunan.

Budi menilai masih naiknya penjualan produk unit link di era pandemi karena terkait keunggulan benefit yang dimiliki. Kombinasi dari proteksi dan investasi, menjadi benefit yang unik dan disukai pasar.

"Ini memberikan kesempatan kepada nasabah untuk memperoleh keutamaan berupa proteksi dan juga manfaat tambahan untuk investasi," kata Budi.

Seperti diketahui, hasil survei Inventure Indonesia bersama Alvara Research Center menunjukkan bahwa pandemi virus corona Covid-19 membuat masyarakat semakin menganggap penting asuransi jiwa dan kesehatan. Ada 78,75% responden yang semakin sadar untuk memiliki asuransi jiwa dan kesehatan di masa pandemi corona.

Meningkatnya kesadaran masyarakat memiliki asuransi jiwa dan kesehatan karena berubahnya prioritas mereka di masa pandemi corona. Ketika ancaman terhadap kesehatan terus mengintai, masyarakat akhirnya semakin mengutamakan keselamatan mereka.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...