Tiga Bank Raksasa Targetkan Kredit Tumbuh Maksimal 10% Tahun Ini

Andi M. Arief
7 Januari 2022, 13:15
bank
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi perbankan nasional

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk menargetkan pertumbuhan fungsi intermediasi sebesar 8% - 10% hingga akhir 2022. Strategi yang diterapkan untuk mencapai target itu adalah memfokuskan penyaluran kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). 

Emiten perbankan berkode BBRI ini akan mendorong  kontribusi kredit UMKM ke total kredit hingga 85% pada 2022. Hingga kuartal III-2021, proporsi kredit UMKM BBRI telah mencapai 82,67%. 

"Salah satu strategi utama BRI untuk meningkatkan pembiayaan UMKM di 2022 yakni melalui optimalisasi ekosistem ultra mikro yang saat ini menjadi new source of growth bagi BRI," kata Corporate Secretary BBRI Aestika Oryza Gunarto kepada Katadata, Kamis (6/1). 

Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), strategi yang akan diterapkan BRI pada tahun ini adalah mendorong kontribusi dana murah atau current account saving account (CASA). Pada 2022, target kontribusi CASA ke total DPK BBRI adalah 65%. 

Berdasarkan laporan keuangan BBRI, kontribusi CASA ke DPK hingga September 2021 mencapai 59,59% atau senilai Rp676,59 triliun. Adapun, DPK tercatat naik 4,39% menjadi Rp 1.135,3 triliun dari realisasi 2020 senilai Rp 1.087,55 triliun. 

Untuk meningkatkan CASA, perseroan berencana untuk meningkatkan transaksi di platform ekosistem digital BRI. Selain itu, RI juga akan agresif dalam melakukan akuisisi merchant dan optimalisasi program kampanye payung atau umbrella campaign seperti BritAma FSTVL dan Panen Hadiah Simpedes.

Aestika mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan dalam mendorong transaksi melalui  kanal digital. Adapun, transaksi melalui kanal digital BBRI menjadi salah satu sumber pendapatan ayng mendominasi fee based income perseroan. 

"Strategi BRI pada tahun ini akan berfokus untuk menjaga fundamental perusahaan agar bisnis dapat tumbuh sehat dan berkelanjutan," kata Aestika. 

Selama 9 bulan 2021, total pendapatan operasional lainnya BBRI nik 17,12% secara tahunan menjadi Rp 25,15 trLiliun dari Rp 21,47 triliun. Adapun, total pendapatan bunga naik 5,99% menjadi Rp 91 triliun. 

Dengan demikian, laba bersih BBRI hingga September 2021 tercatat tumbuh 34,74% menjadi Rp 19,07 triliun. 

Di sisi lain, Aestika mengatakan pihaknya akan menjaga rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di atas 18%. Per September 2021, CAR BBRI tercatat ada di level 24,37% atau meningkat dari posisi September 2020 di titik 20,36%. 

Selain itu, BBRI menargetkan dapat menjaga rasio non performing loan (NPL) di kisaran 3%. Hingga kuartal III-2021, NPL  perseroan tercatat naik dari capaian September 2020 di level 3,02% menjadi 3, 29%. Adapun, NPL bersih atau rasio kredit dengan kolektibilitas 3-5 ke total kredit naik ke level 0,86%. 

"Strategi BRI dalam menjaga kualitas kredit yang disalurkan yakni dengan selective growth serta aktif melakukan restrukturisasi," kata Aestika. 

Berdasarkan data Stockbit, saham BBRI tercatat naik 42 poin atau menguat 1,03% sepanjang 2021 ke level Rp 4.110 per saham. Secara tahun berjalan, harga saham BBRI telah naik 2,43% menjadi Rp 4.210 per saham. 

Adapun, rasio harga saham terhadap laba atau price to earning (PE) BBRI saat ini adalah 2,3 kali. PE BBRI sempat menyentuh titik tertingginya sejak 2017 pada tahun lalu, tepatnya pada 22 Oktober 2021 di level 3,39 kali.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...