Sisa 9 Hari ORI022 Sudah Terjual 50% dari Target, Ini Prospeknya

Intan Nirmala Sari
10 Oktober 2022, 12:50
Ori022, obligasi, investasi
Donang Wahyu|KATADATA
Petugas penukaran mata uang merapihkan uang yang hendak ditukar dengan mata uang asing di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta

Jelang penutupan masa penawaran Obligasi Ritel Indonesia 20 Oktober 2022 mendatang, instrumen investasi seri 022 atau ORI022 tersebut sudah terserap 50 %, dari total target Rp 10 triliun. Obligasi negara ini sudah ditawarkan pemerintah sejak 26 September 2022 dengan kupon atau bunga imbal hasil 5,95 %.

Melansir laman Investree, hingga Senin (10/10) pukul 12.30 WIB sebanyak Rp 5,43 triliun ORI022 sudah terjual, atau setara 54,3 % dari target. Selanjutnya, setelmen akan dilakukan pada 26 Oktober 2022, sedangkan pembayaran bunga ORI022 pertama akan dilakukan pada 15 Desember 2022.

ORI022 menjadi obligasi keenam yang diterbitkan sepanjang 2022. Di mana, sebelumnya pemerintah merilis satu seri ORI, satu seri Saving Bond Ritel (SBR) dan dua seri sukuk ritel, serta satu seri sukuk wakaf ritel.

Adapun untuk seri ORI sebelumnya, yakni ORI021 berhasil menghimpun dana investor ritel hingga Rp 25,06 triliun dengan kupon 4,9 %. Capaian tersebut sekaligus menjadi nilai penjualan tertinggi obligasi negara untuk pasar ritel.

Head of Fixed Income at PT Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto mengatakan potensi penjualan ORI022 untuk tembus Rp 20 triliun cukup besar. Hal itu didukung meningkatnya literasi masyarakat untuk berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN).

"Ini juga punya keuntungan lebih, kupon yang ditawarkan ORI022 juga lebih tinggi dibandingkan bunga deposito di bank umum," kata Ramdhan saat dihubungi Katadata.co.id, Minggu (9/10).

Mengutip laman Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS, besaran tingkat bunga deposito di bank umum terhitung sejak 1 Oktober 2022 hingga 31 Januari 2023 adalah 3,75 %. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan imbal hasil yang ditawarkan ORI022 yakni 5,95 %.

Ramdhan menilai, dengan tren suku bunga tinggi saat ini, maka imbal hasil yang ditawarkan instrumen investasi seperti obligasi ke depan akan lebih tinggi. Dia juga melihat kemungkinan para deposan mulai masuk ke instrumen obligasi dan menjadikannya sebagai alternatif investasi mereka.

"Potensi penjualan ORI022 bisa di atas Rp 20 triliun, kalau sampai ke Rp 25 triliun kita masih harus lihat perkembangan. Biasanya investor baru akan ramai membeli di masa akhir penawaran, jadi numpuk di akhir," ujarnya.

Di samping itu, dia menilai potensi tren suku bunga global dan BI Rate yang masih akan mengalami kenaikan ke depan, menjadi sentimen bagi investor untuk melirik investasi surat berharga. Apalagi, instrumen investasi seperti obligasi ritel pemerintah semakin mudah didapatkan, dengan imbal hasil lebih tinggi dari deposito, serta pajak yang lebih rendah. 

Hingga akhir 2022, Ramdhan melihat masih ada ruang bagi Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya sekitar 25 basis poin hingga 50 basis poin. Hal itu menyelaraskan dengan rencana Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed yang bakal agresif menaikkan suku bunga acuannya.

Seiring tren kenaikan suku bunga dan kondisi pasar keuangan yang cenderung dinamis, dia memperkirakan yield  surat utang negara (SUN) untuk tenor 10 tahun akan berada di kisaran 7,2 % hingga 7,5 %. Sedangkan untuk tenor 5 tahun diperkirakan berada di rentang 6,5 % hingga 6,8 %.

Untuk bisa memiliki ORI022, investor ritel cukup menghubungi mitra distribusi resmi yang bekerja sama dengan Kementerian Keuangan. Di mana, batas minimum pemesanan Rp 1 juta dan maksimal Rp 5 miliar. Selanjutnya, investor akan menerima bunga ORI022 setiap bulan di tanggal 15, hingga waktu jatuh tempo obligasi yakni 15 Oktober 2025. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...