Laba BRI Meroket 67%, Paling Jumbo Dibandingkan Mandiri, BNI dan BCA

Syahrizal Sidik
8 Februari 2023, 12:56
Laba BRI Paling Jumbo di Antara, Mandiri, BNI dan BCA
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.
Ilustrasi. BRI membukukan perolehan laba bersih terbesar sepanjang tahun 2022, lebih tinggi dari Bank Mandiri, BCA dan BNI.

3.BCA

BCA beserta entitas anak membukukan laba bersih senilai Rp 40,7 triliun di tahun 2022, atau tumbuh 29,6% secara tahunan (year on year/YoY). Kenaikan laba itu seiring dengan pemulihan permintaan kredit seperti kredit korporasi yang naik 12,5% YoY menjadi Rp 322,2 triliun di Desember 2022. Sementara kredit komersial dan UKM meningkat 10,1% YoY mencapai Rp 210,2 triliun. Adapun, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tumbuh 11,0% YoY menjadi Rp 108,3 triliun.

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) naik 13,6% YoY menjadi Rp 46,1 triliun, mampu meningkat dari penurunan di tahun sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit juga tumbuh 13,4% YoY menjadi Rp 13,8 triliun. Lalu, total portofolio kredit konsumer tercatat naik 11,7% YoY menjadi Rp 171,3 triliun.

Secara keseluruhan, total kredit BCA naik 11,7% YoY menjadi Rp 711,3 triliun di Desember 2022, lebih tinggi dari target pertumbuhan 8%-10%. Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan tumbuh 14,9% YoY mencapai Rp 183,2 triliun di Desember 2022, berkontribusi hingga 25,4% terhadap total portofolio pembiayaan BCA.

Dari sisi rasio loan at risk (LAR) BCA turun ke 10% di tahun 2022, dibandingkan 14,6% di tahun 2021. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat sebesar 1,7% di 2022, turun dari 2,2% di tahun sebelumnya. Sementara itu, CASA naik 10,6% YoY mencapai Rp847,9 triliun per Desember 2022, berkontribusi hingga 82% dari total dana pihak ketiga. Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga tumbuh 6,5% YoY menjadi Rp 1.040 triliun, sehingga mendorong total aset BCA naik 7,0% YoY menjadi Rp 1.315 triliun.

4.BNI

BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 18,31 triliun sepanjang 2022. Angka ini naik hingga 68% dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya. Realisasi laba bersih tersebut lebih tinggi dari yang diestimasikan. Realisasi ini di atas pencapaian sebelum pandemi dan menjadi rekor tertinggi dalam sejarah BNI. 

"Total kredit yang disalurkan di tahun 2022 telah mencapai Rp 646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9% secara tahunan," ujar Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar dalam Paparan Kinerja Keempat 2022, Selasa (24/1).

"Diikuti dengan net interest margin (NIM) yang terjaga di posisi 4,8%. Pertumbuhan kredit yang sehat ditopang oleh ekspansi bisnis dari debitur top-tier dan bisnis turunannya yang berasal dari value chain debitur."

Sebagai informasi, pada tahun 2019 atau sebelum masa pandemi Covid-19, laba bersih BNI mencapai Rp 15,3 triliun. "Kredit kami tumbuh 10,9% secara tahunan dengan sumber pertumbuhan dari nasabah yang tentunya berkualitas baik," lanjut Royke.

Penyaluran kredit yang dilakukan secara selektif ini, jelas Royke, berdampak pada perbaikan kualitas aset. Di mana rasio loan at risk (LAR) BNI turun dari 23% menjadi 16% dan tingkat biaya kredit turun dari 3,3% menjadi 1,9% di tahun 2022.

Dari sisi likuiditas, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan dana murah atau CASA yang kuat sebesar 10,1% secara tahunan. Dana tersebut dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA, melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif.

Pertumbuhan fee based income tercatat sebesar 8,7% secara tahunan menjadi Rp 14,8 triliun. Hal ini dicapai dengan melakukan pergeseran pola pertumbuhan fee based income untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan biaya transfer melalui program BI Fast. 

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail, Zahwa Madjid
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...