Penerapan ESG di Sektor Keuangan Masih Terbatas, Berikut Penyebabnya

Patricia Yashinta Desy Abigail
7 Desember 2023, 13:01
Penerapan ESG di Sektor Keuangan Masih Terbatas, Berikut Penyebabnya
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar berbincang usai membuka kegiatan Mandiri Sustainability Forum (MSF) 2023 di Jakarta.

Di sisi lain, Andry menyebut hampir seluruh responden telah mempertimbangkan untuk melakukan praktik bisnis ESG ke depannya.

"Artinya, potensi bisnis berkelanjutan masih sangat terbuka dan Bank Mandiri berkomitmen kuat untuk mengoptimalkan potensi tersebut,” jelasnya.

Sebagai komitmen Bank Mandiri hingga kuartal III 2023, telah menyalurkan kredit ke sektor berkelanjutan sebesar Rp 253 triliun atau 24,9% dari total kredit perseroan.

Dari nilai tersebut, pembiayaan ke sektor hijau Bank Mandiri telah menembus Rp 122 triliun, setara dengan 12% penyaluran kredit di periode sama. Penyaluran Green Financing ini memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai market leader dengan share sebesar etara dengan kurang lebih 30%.

Sementara dari sisi pendanaan, Bank Mandiri telah menerbitkan Sustainability Bond sebesar US$ 300 juta dengan 8,3 kali oversubscription rate. Kemudian, Bank Mandiri pun menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan ESG Repo Transaction dengan nilai mencapai US$ 500 juta.

Dalam catatannya, pada awal 2023 Bank Mandiri juga sudah menerbitkan Green Bond Tahap I sebesar Rp 5 triliun yang merupakan bagian dari rencana Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dengan target dana sebesar Rp 10 triliun.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...