SBN RI Masih Jadi Incaran Investor Meski Suku Bunga Dunia Naik

Nur Hana Putri Nabila
28 Maret 2024, 03:53
SBN
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Direktur Surat Utang Negara pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019). Pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) ritel kepada investor individu secara daring, yakni SBR seri SBR005 dengan minimum pemesanan sebesar Rp1 juta dan maksimal Rp3 miliar melalui mitra distribusi.
Button AI Summarize

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi harga pasar Surat Berharga Negara (SBN) tenor menengah-pendek  dengan jangka waktu 2 hingga 5 tahun dapat menguat dalam waktu dekat. Penguatan tersebut akan didukung sejumlah faktor. 

Fixed Income Analyst Mirae Asset, Karinska Bella Priyatno menilai kondisi pasar surat utang saat ini masih fluktuatif. Harga SBN bertenor pendek diperkirakan akan tetap fluktuatif dengan tingkat imbal hasil (yield) berkisar 6,2% hingga 6,35%. Hal ini memungkinkan pelaku pasar untuk memanfaatkan fluktuasi tersebut untuk profit taking.

“Hingga akhir kuartal pertama tahun ini, terlihat bahwa pasar lebih fokus pada seri tenor menengah dan pendek, terutama seri-seri FR0101, FR0100, PBS030, PBS032, SPN, dan SPSN,” ujar Bella dalam Media Day March 2024 di Jakarta, Rabu (27/3).

Selain itu, Bella mengatakan pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang, di mana kenaikan harga akan menurunkan yield, begitupun sebaliknya. Yield menjadi faktor utama bagi investor dalam pasar surat utang yang mencakup kupon, tenor, dan risiko dalam satu nilai.

Sejak awal tahun, Mirae Asset mencatat instrumen fixed income dengan tenor menengah-pendek tetap menjadi pilihan favorit bagi pelaku pasar. Pemilihan tenor menengah-pendek tersebut untuk memanfaatkan volatilitas pasar yang lebih sensitif dan fluktuatif dibandingkan dengan tenor yang lebih panjang.

Bella mengungkapkan, bahwa saat ini investor cenderung memilih instrumen obligasi dengan tenor pendek dan memanfaatkan jadwal jatuh tempo. Selain itu, fluktuasi pasar instrumen pendapatan tetap saat ini sangat dipengaruhi oleh data makroekonomi, terutama dari Amerika Serikat.

Meskipun demikian, kemungkinan penurunan suku bunga acuan baik secara global maupun domestik tetap menjadi isu utama dalam tahun ini. Tercatat inflasi nasional tetap terjaga pada tingkat 2,75% pada Februari 2024.

Tak hanya itu, meskipun suku bunga global relatif tinggi, hal itu tidak mengurangi daya tarik SBN. Hal itu karena tingkat imbal hasil riil SBN Indonesia dengan tenor 10 tahun masih cukup menarik karena berada dalam kisaran 3,9%.

Halaman:
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...