Kinerja Garuda Terpukul Pandemi: Utang Bengkak 2,7 Kali, Rugi Rp 15 T

Image title
6 November 2020, 12:45
Pilot berada di ruang kemudi pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (1/10/2020). Pemberian gambar mask
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (1/10/2020). Pemberian gambar masker pada pesawat merupakan dukungan Garuda Indonesia terhadap program edukasi pemerintah melalui kampanye 'Ayo Pakai Masker'.

Dari sisi aset, Garuda mencatatkan total aset senilai US$ 9,9 miliar per akhir September 2020, angkanya naik dari akhir Desember 2019 yang senilai US$ 4,45 miliar. Kenaikan ini berasal dari total aset tidak lancar yang senilai US$ 9,19 miliar, naik dari US$ 3,32 miliar. Padahal, aset lancar garuda tergerus menjadi US$ 714,33 juta dari US$ 1,13 miliar.

Utang Garuda Membengkak

Tak hanya profitabilitas yang buruk, total liabilitas Garuda per akhir September 2020 pun mengalami kenaikan menjadi US$ 10,36 miliar, dibandingkan US$ 3,73 miliar pada akhir Desember 2019. Kenaikan paling besar terjadi pada liabilitas jangka panjang, dari US$ 477,21 juta menjadi US$ 5,66 miliar. Sementara, total liabilitas jangka pendek naik dari US$ 3,25 miliar menjadi US$ 4,69 miliar.

Tingginya catatan liabilitas jangka panjang terjadi karena sewa pembiayaan Garuda yang mencapai US$ 4,27 miliar per September 2020. Kemudian aktivitas transaksi sewa pesawat, mesin, bangunan, kendaraan, tanah dan perangkat keras ini, tercatat naik drastis dari hanya US$ 35,34 ribu per Desember 2019.

Total jumlah pembayaran sewa masa depan Garuda senilai US$ 6,04 miliar per September 2020 yang terdiri dari pembayaran dalam satu tahun senilai US$ 1,07 miliar, lebih dari satu tahun tapi tidak lebih dari lima tahun senilai US$ 3,59 miliar, dan lebih dari lima tahun senilai US$ 1,37 miliar.

Dalam laporan keuangan tersebut, manajemen Garuda menjelaskan telah mengajukan permohonan kembali perpanjangan penundaan pembayaran pokok pada 25 September 2020. Garuda meminta pembayarannya ditunda tiga bulan menjadi 31 Desember 2020.

"Sampai dengan tanggal 30 September 2020, pihak Export Development Canada sedang melakukan peninjauan kembali atas permohonan tersebut," kata manajemen Garuda.

Pada tahun ini pun, Garuda menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 yang menyebabkan kenaikan liabilitas sewa pembiayaan sebesar US$ 5,06 miliar.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...