Saham Garuda Terancam Dihapus dari Papan Bursa

Lavinda
Oleh Lavinda
21 Desember 2021, 16:45
Garuda
garuda.cargo/instagram
Garuda Indonesia melalui lini bisnis kargo, mendukung pengangkutan komoditas ekspor nasional menuju sejumlah negara importir seperti Hong Kong, China, Australia dan Singapura.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra enggan memberi komentar terlalu banyak. Dia hanya mengatakan akan menanggapi peringatan BEI dalam beberapa waktu ke depan. "Nanti ya tanggapannya," ujarnya kepada Katadata, Selasa (21/12).

Berdasarkan data per 30 November 2021, pemegang saham Garuda Indonesia saat ini terdiri dari, Negara Republik Indonesia 60,54%, PT Trans Airways 28,27%, dan masyarakat 11,19%.

Sebelumnya, maskapai pelat merah ini telah mengajukan proposal perdamaian kepada para kreditur terkait Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Emiten berkode saham GIAA ini berencana melakukan rekonsiliasi di luar pengadilan.

Hari ini, Selasa (21/12), Garuda Indonesia memulai rapat kreditur pertama untuk menyelesaikan persoalan restrukturisasi utang. Emiten industri penerbangan berkode GIAA ini berharap kreditur dapat memilih cara paling menguntungkan kedua pihak.

"Dalam rapat kreditur pertama, kami berharap kreditur bisa mendengarkan kenapa Garuda masuk proses PKPU serta offer (menawarkan) struktur yang paling menguntungkan dari Garuda terhadap kreditur, vendor, supplier (pemasok), bond holder (pemegang obligasi)," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Prasetio dalam paparan publik, Senin (20/12).

Sebagai informasi, total utang perseroan telah mencapai US$ 9,8 miliar atau Rp 140,56 triliun (Asumsi kurs Rp 14.343/US$). Adapun, proposal yang akan GIAA usulkan telah melalui pembahasan dengan sejumlah konsultan yang dipilih perseroan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...