Bos Garuda Siapkan Strategi Cegah Saham GIAA Didepak Otoritas Bursa

Andi M. Arief
21 Desember 2021, 19:56
Garuda
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat berada di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (1/10/2020).

"PKPU bukanlah kepailitan, melainkan sebuah upaya mencapai kesepakatan terbaik terhadap langkah-langkah penyelesaian kewajiban usaha Garuda Indonesia secara konsisten," kata Irfan. 

Setelah rapat pertama, kreditur akan mengajukan tagihan selambatnya hingga 5 Januari 2022 dan perseroan akan rapat verifikasi pajak dan pencocokan piutang dengan kreditur pada 19 Januari 2022. Adapun, GIAA berencana untuk melakukan rekonsiliasi di luar pengadilan  pada 6-18 Januari 2021. 

GIAA telah menyiapkan proposal perdamaian terhadap proses PKPU ini, yakni penerbitan surat utang sampai penambahan saham baru. Proposal perdamaian PKPU itu akan rapatkan dan diputuskan penerimaan atau penolakan proposal itu pada 20 Januari 2022. 

Selama proses PKPU berlangsung, Irfan berujar pihaknya sangat terbuka untuk bernegosiasi dan berdialog secara damai dan berbasis goodwill dengan para kreditur dan penyewa pesawat terbang (lessor). Selain itu, perseroan akan memastikan layana operasional penerbangan, baik untuk penumpang maupun kargo. 

Pada kuartal IV-2021, perseroan optimistis dapat membukukan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi secara kuartalan, khususnya pada penerbangan penumpang. Salah satu katalis yang dinilai menjadi pendorong adalah pelonggaran PPKM sejak September 2021. 

"Walaupun masih beberapa hari lagi Desember (baru berakhir), kami melihat dengan sangat jelas peningkatan signifikan dari jumlah penumpang. Kami juga akan melihat lonjakan kargo seperti yang kami harapkan. (Performa) kuartal IV-2021 akan jauh lebih baik," kata Irfan. 

Berdasarkan laporan keuangan GIAA, pertumbuhan pendapatan GIAA terbesar selama Januari-September 2021 datang dari bisnis penerbangan kargo dan dokumen terjadwal. Bisnis itu tumbuh 42,77% secara tahunan dari realisasi 9 bulan 2020 senilai US$ 180,77 juta menjadi US$ 257,79 juta. 

Sementara itu, pendapatan dari penerbangan penumpang terjadwal susut 35,37% secara tahunan hingga kuartal III-2021 menjadi US$ 475,05 juta dari US$ 735,51 juta. Penyusutan ini dinilai akibat dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada kuartal III-2021. 

Adapun, pendapatan dari penerbangan charter tidak terjadwal tercatat naik 28,26% secara tahunan pada Januari-September 2021 menjadi US$ 59,87 juta dari US$ 46,92 juta. 

Komposisi pendapatan perseroan pun bergeser. Kontribusi pendapatan penerbangan penumpang hingga kuartal III-2021 turun menjadi 41% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 64,1%. Sementara itu, pendapatan dari penerbangan kargo naik dari 5,8% menjadi 32%. 

Performa ekspor nasional yang tumbuh per Agustus 2021 sebesar 64,1% membuat pengiriman barang ekspor lewat udara juga ikut tumbuh. Potensi itu dioptimalkan perseroan melalui lini bisnis kargo udara. 

Saat ini, GIAA telah memiliki lima rute penerbangan khusus kargo, yakni Manado-Narita, Makassar-Singapura, Denpasar Hong Kong, Surabaya- Hong Kong, dan Makassar-Hong Kong. Selain itu, perseoran telah secara resmi mengoperasikan passenger freighter yang dapat mengangkut kargo lebih dari 40 ton. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...