Toto Sugiri, Penghuni Baru di Jajaran Orang Terkaya Indonesia

Amelia Yesidora
2 Januari 2022, 06:30
Toto Sugiri CEO Data Center Indoensia
dci-indonesia .com
Toto Sugiri CEO Data Center Indoensia

Dengan situasi yang mendukung, tak sampai dalam waktu setahun Sigma Cipta Caraka berhasil mencapai puncak pendapatan hingga US$ 1,2 juta dolar. Perusahaan ini juga memiliki 15 anak perusahaan dan 50 bank pengguna jasa perusahaan.

Berani Berinovasi

Belum puas dengan keberhasilan Sigma, Otto kembali dengan gebrakan baru dengan perusahaan bernama Indonet. Awalnya, teman Ottolah yang menawarkan ide untuk membuat layanan internet pertama di Indonesia. 

Sama seperti awal pembangunan Sigma, tujuannya pun sederhana, yaitu agar para pelajar Indonesia bisa mengakses materi pembelajaran dari internet dengan murah dan cepat. Sebab pada masa itu, butuh waktu dan uang yang banyak untuk memperoleh buku pelajaran. Indonet lalu resmi diluncurkan pada 1994 sebagai penyedia layanan internet pertama di Indonesia. 

Dalam memperluas sayap Sigma, Otto juga membuat sebuah anak perusahaan bernama BaliCamp di Bedugul. Salah satu proyek besar yang dilakukan BaliCamp adalah pengecekan ejaan bahasa Indonesia untuk Microsoft. BaliCamp berhasil menggaet talenta lokal dan internasional, sebut saja Co-founder Tokopedia Leontinus Alpha Edison.

Menurut Leontinus, BaliCamp adalah salah satu tempat yang paling bergengsi untuk bekerja pada masanya. Namun BaliCamp terpaksa tutup karena peristiwa bom Bali tahun 2002.

Pada akhir 2007, Sugiri menjual kepemilikan Sigma kepada PT Telekomunikasi Indonesia  (Telkom). Penjualan ini bersamaan dengan tujuan BUMN ini untuk mengembangkan sektor infrastruktur dalam negeri.

Comeback dengan DCI

Meski telah menjual anak pertamanya, Sigma Cipta Caraka kepada negara, Toto tak patah arang dan kembali mendirikan perusahaan teknologi. Pada 2011, Toto mendirikan perusahaan data tingkat empat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara bernama Data Center Indonesia (DCI). Untuk mendanai operasional perusahaan, DCI menggunakan modal US$ 200 juta atau setara Rp 2,8 triliun. 

Tangan dingin Otto masih berlanjut hingga perusahaan ini menjadi perusahaan terbuka pada 6 Januari 2021. Menurut catatan Katadata, harga saham perusahaan dengan kode DCII ini sudah melesat hampir 11.000% dari nilai penawaran perdana atau IPO.

Pada akhir 2021, saham DCII ditutup di angka Rp 43.975, meningkat 13 % dari penutupan sebelumnya yaitu Rp 38.900. Kesuksesan DCII berhasil menggiring kapitalisasi pasar perusahaan senilai Rp 104,8 triliun di akhir tahun lalu, menurut data RTI. 

Kini, Toto menjabat sebagai Presiden Direktur DCI dan memegang 29,9 % saham perusahaan atau setara 712,8 juta lembar saham. Tidak sendiri, Otto membangun DCI Indonesia bersama dengan Marina Budiman.

Marina sendiri sudah bekerja dengan Otto sejak karier pertamanya di Bank Bali, Sigma Cipta Caraka, dan Indonet. Kerja sama antar kolega ini juga mengantarkan Marina ke peringkat 30 dari 50 Orang Terkaya di Indonesia versi Forbes.

Halaman:
Reporter: Amelia Yesidora
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...