Profil Arkora Hydro, Calon Emiten Energi Terbarukan yang Segera IPO

Cahya Puteri Abdi Rabbi
29 Juni 2022, 17:48
Arkora Hydro
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.
Pekerja membersihkan dinding dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (28/4/2022).

Proyek ini akan beroperasi secara komersial pada awal tahun 2023, dengan kapasitas produksi pembangkit sebesar 10,0 MW dengan perkiraan output energi tahunan sebesar 66.450 MWh.

Terakhir, PLTM Kukusan 2 yang berlokasi di provinsi Lampung. Pembangunan direncanakan akan dimulai pada kuartal dua tahun 2022 dan akan beroperasi secara komersial pada tahun 2024. Kapasitas produksi pembangkit tersebut sebesar 5,4 MW dengan perkiraan output energi tahunan sebesar 35,024 MWh.

Ke depan, perseroan akan tetap mengembangkan portfolio pembangkit listrik air di Indonesia dengan cara organik dan akuisisi. Perseroan menargetkan mempunyai 200 MW dalam pembangkit listrik tenaga air hingga 2025 mendatang.

Melantai di Bursa Awal Juli 2022

Arkora Hydro direncanakan melantai di BEI dengan kode ARKO pada 8 Juli mendatang. Perseroan menawarkan sebanyak 579,90 juta saham baru dengan harga penawaran Rp 268 hingga Rp 310 per saham. Dengan harga penawaran tersebut, perseroan mengincar dana segar antara Rp 165,85 miliar sampai dengan Rp 179,77 miliar.

ARKO akan mengpgunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sekitar 63% digunakan untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan untuk pengembangan proyek-proyek EBT ke depannya, yaitu 54% di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29% di PT Arkora Energi Baru dan 17% di PT Arkora Tenaga Matahari. Kedua, sekitar 37% akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek.

Masa penawaran awal telah berlangsung sejak 20 Juni hingga 28 Juni 2022 lalu. Sementara itu, masa penawaran umum akan berlangsung pada 4 hingga 6 Juli 2022. Tanggal penjatahan diperkirakan pada 6 Juli dan distribusi saham secara elektronik pada 7 Juli 2022. 

Perseroan menunjuk PT Lotus Andalan Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini.

Direktur Utama ARKO, Aldo Artoko mengatakan bahwa, bisnis EBT masih memiliki potensi besar di Indonesia, bahkan dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dengan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.

Bermodalkan pengalaman di bidang EBT, Arkora Hydro berencana mencari peluang akusisi. Tidak hanya itu, perseroan juga aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...