BUMN Pastikan IPO Pertamina Hulu Energi Tak Gandeng Investor Jangkar
Lebih lanjut, ia juga belum memberikan kepastian termin pelaksanaan IPO PHE. Menurutnya Kementerian BUMN dan Pertamina masih menunggu waktu dan momentum yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal.
"Namanya aksi korporasi pasar modal memang harus tunggu waktu yang tepat," kata Pahala.
Sebelumnya Pahala menyampaikan bahwa dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk membayar utang dan belanja modal alias capital expenditure (capex).
PHE memiliki utang US$ 4,5 miliar atau setara Rp 70,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.600. Sedangkan kebutuhan untuk capex US$ 4 miliar sampai US$ 6 miliar atau setara Rp 60 triliun hingga Rp 90 triliun per tahun.
Besaran capex itu diproyeksikan meningkat menjadi US$ 15 miliar atau Rp 234 triliun pada 2024. Adapun IPO ini merupakan salah satu upaya perusahaan meningkatkan sumber pendanaan dari luar holding PT Pertamina.
Sebab Pertamina kini harus menanggung beban keuangan yang cukup berat. “Utang US$ 4,5 miliar. Maka IPO jadi suatu kebutuhan bagi PHE untuk menghimpun dana lewat pasar modal. Kalau terlalu bergantung pada utang tidak bagus," kata Pahala usai Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (7/12).