Pekan Depan IHSG Diprediksi Melemah, 3 Saham Ini Bisa Diperhatikan
Pekan depan 21-25 Agustus 2023 katalis Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) berpotensi mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG.
Meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08%, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75% pada pertemuan RDG Agustus mendatang. Suku bunga sebesar 5,75% telah berlangsung sejak Januari 2023.
Selain itu nilai tukar rupiah kembali melemah, di mana kurs Jisdor berada di level Rp 15.308 per dolar AS pada 18 Agustus atau terdepresiasi 1,26% sejak awal Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan indeks dolar AS yang kembali naik menyusul sikap hawkish lanjutan dari The Fed minggu ini dan FOMC September mendatang.
Penurunan nilai tukar turut berdampak pada capital outflow di pasar ekuitas domestik. Secara month to date investor asing tercatat jual bersih di seluruh pasar sebesar Rp16,8 triliun.
"Suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi memperlambat kinerja sektor yang sensitif terhadap katalis tersebut," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih dalam keterangan resmi Minggu (20/8).
Jelas ia, sektor terdampak dari depresiasi nilai tukar rupiah, diantaranya sektor yang berbasis impor seperti komponen otomotif dan segmen ritel dengan produk impor, emiten dengan bahan baku impor dan memiliki obligasi global. Adapun sektor yang kurang diuntungkan dengan tren suku bunga tinggi, yaitu sektor properti dan konstruksi.
"Pekan depan IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dalam rentang 6.815-6.910," kata Ratih.