Surplus Dagang Indonesia ke AS Naik Terbantu Ekspor Perhiasan

Agatha Olivia Victoria
15 Oktober 2019, 19:33
neraca perdagangan
Katadata | Arief Kamaludin
Ilustrasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) mengalami surplus mencapai US$ 6,88 miliar sepanjang Januari-September 2019, naik dibanding periode yang sama tahun lalu US$ 6,35 miliar.

(Baca: AS-Tiongkok Rujuk, Sri Mulyani Berharap Neraca Dagang Membaik)

Kemudian ekspor kertas dan karton, barang-barang dari kulit, perabot dan penerangan rumah, mesin dan peralatan listrik, alas kaki, serta kopi, teh dan rempah-rempah.

Perhiasan dan permata menjadi salah satu komoditas utama ekspor nonmigas Indonesia. Nilainya secara keseluruhan pada Januari-September 2019 naik dari US$ 4,2 miliar pada Januari-September 2018 menjadi US$ 5,3 miliar  seperti tergambar dalam grafik di bawah ini.

Seperti diketahui, AS dan Tiongkok masih dirundung perang dagang. Namun pada minggu lalu, keduanya telah memulai pembicaraan pada minggu lalu, tanpa merinci apa yang ada dalam perjanjian dan seberapa dekat mereka dengan rencana penandatanganan dokumen.

Baru-baru ini, Tiongkok dikabarkan ingin mengadakan lebih banyak negosiasi pada bulan ini untuk menuntaskan perincian kesepakatan perdagangan "fase satu" yang digembar-gemborkan oleh Presiden AS Donald Trump sebelum Presiden Tiongkok Xi Jinping setuju untuk menandatanganinya.

Kesepakatan fase satu tersebut yakni pembatalan rencana kenaikan tarif pada 15 Oktober 2019 terhadap impor asal Tiongkok senilai US$ 250 miliar dari 25% menjadi 30%. Meski demikian, rencana kenaikan tarif pada 15 Desember 2019 masih sesuai rencana. Rencana tersebut akan menyasar produk Tiongkok senilai US$ 160 miliar yang akan dikenakan tarif sebesar 15%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...