Ekonom Proyeksi Neraca Perdagangan Juli Defisit US$ 520 Juta
Di sisi lain, Josua memperkirakan impor non-migas akan cenderung meningkat. Hal tersebut terindikasi dari kinerja ekspor Tiongkok yang juga naik pada periode yang sama. Namun, impor migas diprediksi turun dibanding Juni.
Ia menilai, perang dagang AS dan Tiongkok masih menjadi tantangan neraca perdagangan hingga akhir tahun ini masih. "Isu ini tentunya akan mempengaruhi volume ekspor dan fluktuasi harga komoditas global," katanya.
Meskipun demikian, Josua menilai impor barang modal sepanjang Semester II 2019 diperkirakan melandai seiring moderasi investasi. Sedangkan, impor migas diprediksi menurun seiring tren penurunan harga minyak mentah dunia.
Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim juga memperkirakan neraca perdagangan Indonesia Juli defisit US$384,5 juta. Hal itu karena ekspor diprediksi turun 11,59% yoy. Impor sepanjang Juli juga diproyeksi negatif 19,38% yoy.
(Baca: Pangkas Defisit Neraca Dagang, Pemerintah Dorong Ekspor Hortikultura)