Sri Mulyani Sebut Rupiah Melemah ke 14.500 per US$ karena Dua Faktor

Rizky Alika
22 Mei 2019, 20:40
pergerakan rupiah, Sri Mulyani, perang dagang, kerusuhan 22 Mei 2019, Pilpres 2019, nilai tukar rupiah
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, selain kerusuhan 22 Mei 2019, gejolak global juga turut memengaruhi jatuhnya rupiah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (22/5).

(Baca: Kondisi Politik Memanas, Rupiah Tembus Lagi ke Rp 14.500 per Dolar AS)

IHSG Turun ke Zona Merah

Tak hanya rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 11,74 poin atau 0,20% menjadi 5.939,64 mengakhiri perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) sore tadi. Aksi demonstrasi Bawaslu yang menolak hasil rekapitulasi suara Pemilu dan Pilpres 2019 berakhir ricuh dan membuat perdagangan saham minim transaksi.

Sepanjang hari ini transaksi saham tercatat hanya mencapai Rp 6,94 triliun dari 16,39 miliar saham yang diperdagangkan investor. Total frekuensi transaksi saham juga hanya mencapai 328.181 kali atau jauh di bawah rata-rata frekuensi transaksi harian yang mencapai 432.070 kali.

Sebanyak 193 saham berakhir di zona merah, dan dengan jumlah yang sama, 193 saham berakhir di zona hijau. Sedangkan 149 saham bergerak mendatar.

Beberapa saham yang paling signifikan menekan laju IHSG ke zona merah yaitu saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) yang turun 1,67%, PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) turun 3,49%, PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) turun 0,71%, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) turun 1,89%, serta PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) turun 0,98%.

(Baca: Kerusuhan 22 Mei, Aktivitas Pusat Belanja kawasan Thamrin Terhenti)

Halaman:
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...