Ekonom Proyeksikan Inflasi Tahun Depan 3,7% - 3,9%, Ini Asumsinya

Rizky Alika
28 Agustus 2018, 14:28
Inflasi
KATADATA | Arief Kamaludin

Belum lagi imbas tren penaikan suku bunga acuan bank sentral AS yang akan mempengaruhi harga jual produk industri. Hal ini memicu peningkatan inflasi inti. Penawarnya adalah konsumsi rumah tangga yang diyakini tetap baik sehingga inflasi inti dapat terjaga pada 5%.

(Baca juga: 3 Faktor Mengapa Gubernur BI “Pede” Inflasi Aman Meski Rupiah Melemah)

Gubernur BI Perry Warjiyo sempat mengutarakan, bank sentral yakin dapat mengendalikan inflasi inti di level 2,5% - 4,5% sampai dengan tahun depan. Imported inflation juga diklaim terjaga.

Argumen BI ialah depresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS sebesar 7% secara year to date tak seburuk kondisi pada 2013 dan 2015. Dibandingkan dengan pelemahan nilai tukar mata uang negara lain, posisi rupiah pun dinilai lebih baik pasalnya di India merosot hingga 9%, Afrika Selatan 13,7%, dan Brasil 18,2%.

Faktor lain ialah kesenjangan output yang negatif. “Meskipun ekonomi kita naik, kita masih berada di bawah kapasitas produksi nasional. Sehingga, kami tidak melihat tekanan permintaan terhadap inflasi tadi,” kata Perry.

Menurutnya, aspek lain yang membuat inflasi barang impor tetap aman adalah ekspektasi inflasi yang terjaga baik. Di dalam sejumlah survei didapati bahwa ekspektasi masih di dalam kisaran target, yakni 3,5% pada tahun ini maupun tahun depan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...