OJK: Data Keuangan Menunjukkan Bank Tahan atas Tekanan Global

Rizky Alika
26 April 2018, 19:20
OJK
Agung Samosir | Katadata

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat sejumlah data menunjukkan kondisi industri perbankan masih solid dan memiliki ketahanan kuat dalam menghadapi gejolak rupiah yang sedang tertekan perekonomian global. Karena itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana menyatakan pasar pun tak perlu khawatir.

Menurut Heru, rasio-rasio keuangan menunjukkan hal yang positif antara lain terlihat dari permodalan dan likuiditas yang kuat. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Maret lalu mencapai 22,67 persen. Profitabilitas perbankan juga terjaga dengan return on assets (ROA) sebesar 2,55 persen. Hal itu ditopang oleh perbaikan efisiensi yaitu rasio biaya operasional dan pendapatan operasional (BOPO) yang menurun ke level 78,76 peresn.

(Baca juga: Menko Darmin: Fundamental Rupiah di Level Rp 13.500 per Dolar AS).

Sementara kinerja intermediasi perbankan juga menunjukkan tren pertumbuhan yang relatif moderat seiring dengan kondisi ekonomi yang mulai pulih. Secara total, penyaluran kredit pada bulan lalu tumbuh sebesar 8,54 persen secara tahunan (yoy). Kredit Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 dan BUKU 3 tumbuh di atas 10 persen, masing-masing 12,23 dan 10,33 persen.

“Likuiditas juga masih bagus. Bank bilang tidak perlu khawatir. ROA masih bagus, kredit positif. Artinya, industri mulai merespons dengan pertumbuhan kredit bagus,” kata Heru Kristiyana di kantornya, Jakarta, Kamis (26/4/2018). (Baca: Bank Indonesia Optimistis Target Pertumbuhan Kredit Tercapai).

Secara bulanan, pertumbuhan kredit pada Maret cukup signifikan dan merupakan tertinggi dalam 4 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan pertumbuhan kredit secara year to date positif, lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Di tengah perkembangan intermediasi keuangan tersebut, risiko kredit, risiko pasar, dan risiko likuiditas berada pada level yang terkendali. Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) gross perbankan menunjukkan perbaikan, tercatat sebesar 2,75 persen.

Sejak pertengahan pekan lalu banyak tekanan eksternal ke dalam negeri, terutama pada rupiah akibat kabar rencana bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga acuan, Fed Fund Rate, hingga empat kali dalam tahun ini, naik dari rencana semula tiga kali. Membaiknya kinerja perusahaan-perusahan di bursa Amerika membuat tingkat imbal hasil atau yield di sana naik.

Dampaknya, investor berbondong-bondong menarik dananya dari banyak negara emerging market, termasuk Indonesia. Rupiah pun tertekan hingga mendekati batas psikologis baru di level 14.000 per dolar Amerika. Tak hanya itu, hari ini perdagangan di Bursa Efek Indonesia memerah, turun 2,81 persen dengan ditutup pada posisi 5.909,198. (Baca: IHSG Longsor, 10 Saham Ini Paling Banyak Dilepas Asing).

Kemarin, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kemungkinan percepatan kenaikan Fed Fund Rate perlu direspons Bank Indonesia dengan menaikkan BI 7 Days Repo Rate. “Kalau indonesia secara arah tidak merespons nanti dianggap terlambat. Yang ada terjadi sell off (aksi jual) di bond (obligasi) dan equity-nya (saham),” kata Kartika.

Menurutnya, kenaikan bunga acuan tidak serta-merta mengerek tingkat bunga deposito atau kredit perbankan. Sebab, perbankan memiliki logika khusus dalam menentukan tingkat bunga. Buktinya, rata-rata suku bunga deposito bank-bank acuan yang dikeluarkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tidak sepenuhnya dipengaruhi BI 7 Days Repo Rate. (Baca: Perkuat Rupiah, Pengusaha Hingga Bankir Dukung Kenaikan Bunga Acuan BI).

“Kalau reference rate (BI 7 Days Repo Rate) kita naik, selama pertumbuhan kredit tidak tumbuh terlalu cepat rasanya suku bunga dana maupun kredit tidak akan mengikuti terlalu cepat. Jadi, tidak usah terlalu khawatir suku bunga kredit langsung naik,” kata dia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...