Berharap Holding, Rini Soemarno Setop Suntik BUMN Tahun Depan
Sekadar informasi, pemerintah pada 2015 mengalokasikan dana PMN sebesar Rp 64,8 triliun. Sebagian penerima dana PMN itu adalah perusahaan konstruksi seperti PT Adhi Karya Tbk, PT Waskita Karya Tbk dan PT Hutama Karya. Sedangkan PMN pada tahun ini seperti tercantum dalam APBN Perubahan 2016 sebesar Rp 44,38 triliun. Sejumlah perusahaan konstruksi pelat merah kembali mendapatkan PMN, termasuk PT Jasa Marga Tbk.
Di sisi lain, menurut Rini, kebutuhan belanja modal BUMN tahun depan sebesar Rp 555 triliun. Jumlahnya naik dari Rp 416 triliun pada tahun ini. Ia optimistis kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi sendiri oleh BUMN tanpa adanya suntikan PMN.
(Baca: Pemerintah Sepakat Bentuk Enam Holding BUMN)
Selain mengandalkan modal untuk mencari pinjaman, perusahaan pelat merah bisa melakukan aksi korporasi lainnya, seperti penawaran saham perdana ke publik atau Initial Public Offering (IPO). Rini menyatakan, ada beberapa anak usaha BUMN yang akan melangsungkan IPO tahun depan. Antara lain HK Realty serta PT Tugu Pratama Indonesia yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).
Tak cuma itu, Rini menilai pembentukan induk usaha (holding) BUMN juga dapat mendukung pendanaan perusahaan BUMN. Pembentukan induk usaha akan membuat modal BUMN bertambah besar. Dengan begitu, kemampuan pembiayaannya juga meningkat. "Mudah-mudahan holding BUMN jadi akhir tahun ini untuk memperkuat kemampuan (modal) BUMN," kata Rini.