Jemput Bola, Jokowi Sosialisasikan Tax Amnesty ke Singapura
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan akan turun langsung untuk mensosialisasikan program pengampunan pajak (tax amnesty). Setelah tiga kota sebelumnya, Jokowi akan mensosialisasikan empat kota lain termasuk di luar negeri, yakni Jakarta, Makasar, Semarang, Bandung, dan Singapura.
“Saya akan datang sendiri. Saya ingin memberikan kesan pemerintah serius, kami all out untuk amnesti pajak,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para pejabat eselon I,II dan III Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (28/7). (Baca: "Diserang" Pejabat Indonesia, Singapura Bantah Jegal Tax Amnesty)
Menurutnya antusias masyarakat, khususnya dunia usaha, sangat besar terhadap program pengampunan pajak ini. Hal ini terlihat dari sosialisasi yang dilakukannya langsung pada tiga kota, yakni di Surabaya, Medan, dan Jakarta.
Saat sosialisasi di Surabaya, pemerintah mengundang 2.000 orang pengusaha untuk mengikuti sosialisasi ini. Ternyata yang datang mencapai 2.700 orang. Sama halnya ketika sosialisasi di Medan, dari rencana yang diundang 2.000 orang, kemudian ditambah menjadi 3.000 orang. Ternyata yang datang mencapai 3.500 orang.
Melihal hal ini, Jokowi cukup yakin program tax amnesty bisa berhasil meraup banyak penerimaan negara dari sektor pajak. “Kuncinya di Dirjen Pajak, utamanya di pelaksana. Petugas pajak harus pro aktif menjemput bola, tidak bisa lagi kita diam. Jamannya sudah berubah. Momentumnya juga ada,” ujarnya.
Dia memperingatkan Direktorat Jenderal Pajak untuk lebih serius bekerja mengumpulkan penerimaan dari sektor pajak. Terutama secara maksimal memanfaatkan program tax amnesty. Jika pelaksana petugas pajak tidak siap, Jokowi mengancam akan turun langsung melaksanakan pekerjaan mereka.
“Pelaksana di lapangan kalau tidak siap, lepas ke kami. Sekali lagi, pro aktif, jemput bola dan jangan malah menakut-nakuti,” tegasnya.
Sebelumnya Jokowi pun sempat menegur Dirjen Pajak dan Menteri Keuangan terkait kinerja para petugas pajak yang kurang baik. Dia mengaku sering mendapat keluhan dari wajib pajak, mengenai banyaknya petuugas yang absen di kantor pelayanan pajak (KPP).
“Ada (wajib pajak) yang datang, orangnya tidak ada. Ada yang datang di KPP, ada orangnya, tapi tidak bisa menjelaskan secara detail hal-hal yang ditanyakan," kata Jokowi saat Rapat Paripurna Kabinet, kemarin. (Baca: Dana Tax Amnesty Diragukan Dongkrak Kredit)
Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi mengaku akan terus memperbaiki kinerja dan kinerja Ditjen Pajak. Dia mengatakan selama ini pelatihan kepada para petugas pajak di lapangan sudah baik. Namun, memang harus dipilih lagi, mana petugas yang cocok di lapangan, agar pelayanannya lebih baik lagi.
Terkait dengan teguran Jokowi mengenai banyaknya keluhan dari para wajib pajak, Ken akan segera menindaklanjutinya. Jika ada petugas yang kurang bisa menjelaskan aturan perpajakan, dia akan menggantinya dengan petugas lain yang punya kemampuan.
“Kalau tidak sesuai prosedur, ya ada sanksinya,” ujarnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dalam pengarahan kepada jajaran pejabat pajak tadi siang, Presiden Jokowi menekankan pentingnya kesiapan para petugas pajak. Terutama untuk menjakankan program tax amnesty dan mengejar target penerimaan pajak.
Petugas pajak harus bisa menjelaskan secara detail mengenai kebijakan tax amnesty dan menjalankannya lebih rapi. Selain itu, petugas pajak harus bisa menciptakan kepercayaan publik, terutama pelaku usaha mengenai program ini. (Baca: Pemerintah Janjikan Repatriasi Dana di Indonesia Lebih Untung)
“Itu berarti membutuhkan para personel yang paham mengenai peraturan, paham mengenai bagaimana menjelaskan dan mereka mempunyai jiwa untuk melayani,” kata Sri, yang baru saja dilantik menggantikan Bambang Brodjonegoro.
Menurut Sri, pelayanan yang baik ini harus terus menerus dilakukan untuk membangun kepercayaan. Para petugas pajak juga harus jujur, bebas dari konflik kepentingan, menjaga profesionalitasnya.