Jokowi Presiden Pertama yang Umumkan Sendiri Kenaikan Harga BBM

Aria W. Yudhistira
18 November 2014, 17:48
Katadata
KATADATA | CC Harjono
Presiden Joko Widodo saat menghadiri acara pesta rakyat di Monumen Nasional, Jakarta 20 Oktober 2014.

Kejatuhan Sukarno dari kursi presiden, misalnya, turut dimatangkan dengan kenaikan harga BBM yang diumumkan pada Januari 1966. Ini menjadi salah satu alasan yang menggerakkan mahasiswa berunjuk rasa terhadap pemerintahan Sukarno.

Suharto pun turun setelah menaikkan harga BBM. Pada 5 Mei 1998, pemerintah menaikkan harga premium dari Rp 700 per liter menjadi Rp 1.200 per liter, dan solar dari Rp 380 per liter jadi Rp 600 per liter. Namun kebijakan itu tidak bertahan lama seiring aksi unjuk rasa mahasiswa yang menolak kenaikan harga BBM.

Selang 11 hari kemudian, Suharto mengeluarkan keputusan untuk meninjau kembali harga BBM tersebut. Pada 16 Mei 1998, harga premium turun jadi Rp 1.000 dan solar jadi Rp 550 per liter. Akan tetapi penurunan harga tidak mampu menyelamatkan Suharto sehingga terpaksa mengundurkan diri dari kursi presiden pada 21 Mei 1998.

Selama memerintah, Abdurrahman Wahid dua kali menaikkan harga BBM. Namun kenaikan tersebut tidak pernah mulus karena mendapatkan penolakan dari masyarakat. (Baca: BBM Soeharto Lebih Mahal dari Era Reformasi)

Bahkan dirinya pernah membatalkan Keputusan Presiden (Keppres) kenaikan harga BBM yang telah ditandatanganinya pada 29 Maret 2001. Gus Dur, kerap dia dipanggil, memberlakukan kenaikan harga BBM pada 16 Juni 2001 dengan menerbitkan Keppres yang baru.

Megawati pernah menolak menaikkan harga BBM karena menjelang pemilu 2004. Begitu pula SBY yang kerap ragu-ragu menaikkan harga BBM.

Halaman:
Reporter: Aria W. Yudhistira, Arnold Sirait
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...