Momentum Corona, Sri Mulyani Rombak Sistem Anggaran Negara Tahun Depan
Sri Mulyani juga menilai, rumusan nomenklatur dan outcome dari sebuah program, kebanyakan bersifat normatif. Sehingga, output, outcome, dan penganggaran program sulit dihubungkan.
Lalu, informasi kinerja pembangunan yang tertuang dalam dokumen perencanaan penganggaran sulit dipahami oleh publik. Menkeu mengatakan, ini memunculkan kesulitan untuk akuntabilitas terutama untuk melacak efisiensi.
Oleh karena itu, dengan implementasi anggaran mengikuti besaran program, sistem penganggaran negara dinilai Sri Mulyani bisa lebih jelas. Selain itu, kebijakan tersebut juga bisa meningkatkan sinergi antar unit kerja atau antar kementerian/lembaga.
Dari implementasi anggaran mengikuti besaran program, ia menjelaskan, pihaknya telah mendesain ulang program kementerian/lembaga tahun depan. Redesain program tidak lagi mencerminkan tugas fungsi unit eselon I, tetapi lebih mencerminkan tugas fungsi dari kementerian/lembaga.
Adapun rumusan redesain anggaran ini, disusun oleh Kemenkeu dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan berkoordinasi kepada kementerian/lembaga terkait.
"Dari hasil redesain program, didapatkan efisiensi dari 428 menjadi 102 program. Sehingga ini tidak ada lagi visi misi kementerian atau eselon I sendiri saja, kita satu visi," kata Sri Mulyani.
(Baca: Sri Mulyani Prediksi Rupiah 14.900 - 15.300 per Dolar AS Tahun Depan)